Pelantikan Wali Kota Makassar
Usai Dilantik sebagai Wali Kota, DP: Dalam 3 Bulan Covid-19 Hilang dari Makassar, Pakai Alat Ini
Pasalnya, kebijakan tersebut tidak tepat sasaran dan tidak menyentuh hal mendasar penanganan Covid-19.
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, menargetkan pandemi Covid-19 di Makassar sudah bisa dientaskan pada Desember 2021.
Tapi ia meyakini, jika programnya bisa segera berjalan, maka dalam tiga bulan Covid-19 sudah bisa selesai
"Meski saya yakin dalam tiga bulan Covid-19 di Makassar sudah selesai," ujar Danny, usai pelantikan dirinya sebagai Wali Kota Makassar, Jumat (26/2/2021).
Danny juga menilai, pemberlakuan jam malam tidak efektif.
Pasalnya, kebijakan tersebut tidak tepat sasaran dan tidak menyentuh hal mendasar penanganan Covid-19.
Sehingga salah satu upaya Danny, yaitu akan mengeluarkan kebijakan Work Form Home (WFH) setiap hari Jumat, di lingkup Pemerintah Kota Makassar.
"Rencananya juga, kalau Jumat, kita berlakukan WFH, tidak ada ke kantor, karena tidak efektif juga. Di rumah saja kerja," terangnya.
Danny mengatakan, dalam menangani Corona dirinya akan bekerjasama dengan gubernur.
Ia akan terus berkoordinasi, terkait dengan program kerja yang bakal dicanangkan.
Pihaknya juga akan menggunakan alat pendeteksi virus Covid-19, yang dikembangkan ahli Universitas Gajah Mada (UGM), bernama GeNose.
Rencananya, untuk tahap awal, akan mendatangkan 1.000 unit mesin GeNose, untuk membantu program penanganan Covid-19, yang akan diluncurkan awal Maret nanti.
Dirinya berkomitmen, untuk terbuka dan transparan soal anggaran. Sehingga ia akan mengumumkan hal tersebut di media.
"Ini bukan uang sedikit, lebih baik jelas ini barang, mau 500 atau 400 miliar, yang pasti jelas ini barang," terang Danny.
Saat ini, Danny menilai masyarakat tengah berburu dengan virus Corona. Menurutnya, Corona sudah menyerbu semua rumah.
Karena menurut data yang ia miliki, sudah ada 40 persen penyintas Covid-19 di Kota Makassar, yang setara dengan 600 ribu warga.
"Sementara data yang ada sekarang baru puluhan ribu," pungkasnya.