Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Edukasi

Apa Itu Konferensi Meja Bundar? Berikut Isi dan Tokoh-tokoh KMB Dilansir dari Situs Kemdikbud

Konferensi ini untuk mengakhiri konflik Belanda-Indonesia, setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 1945.

Editor: Hasrul
40 Tahun Indonesia Merdeka Jilid 1 via Kompas.com
Penandatanganan pengakuan kedaulatan Indonesia hasil Konferensi Meja Bundar. Tokoh dalam foto: Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr Willem Drees, Menteri Urusan Kolonial J.A Sassen, dan Moh Hatta. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Apakah Anda tahu apa itu Konferensi Meja Bundar atau KMB?

Ya, Konferensi Meja Bundar dilaksanakana di Den Haag, Belanda pada 23 Agustus 1949 hingga 2 November 1949.

Konferensi ini untuk mengakhiri konflik Belanda-Indonesia, setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 1945.

Konferensi Meja Bundar juga dikenal dengan istilah Hague Agreement atau Perjanjian Den Haag.

Secara garis besar, isi dari perjanjian ini adalah Belanda setuju untuk menyerahkan kedaulatan politik atas wilayah bekas Hindia Belanda, kecuali West New Guinea atau Irian Barat.

Baca juga: Apa Itu Surat Edaran,Seperti Apa Kebijakan Baru Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Terkait UU ITE

Baca juga: Apa Itu Search Engine? Berikut Penjelasan, Cara Kerja, dan Contoh-contohnya

Berikut isi dari Konferensi Meja Bundar (KMB), yang dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud):

1. Belanda mengakui Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.

2. Penyerahan kedaulatan politik ke Indonesia dilakukan pada 27 Desember 1949.

3. Belanda dan RIS akan bergabung dalam Uni Indonesia-Belanda, yang dikepalai oleh Raja Belanda.

4. Permasalahan terkait Irian Barat dirundingkan kembali dalam kurun waktu 1 tahun.

5. Penarikan kapal-kapal Belanda serta beberapa korvet atau kapal perang kecil diserahkan ke RIS.

6. Penarikan tentara Belanda.

Baca juga: Apa Itu Surat Edaran,Seperti Apa Kebijakan Baru Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Terkait UU ITE

Pengakuan kedaulatan politik Indonesia di Konferensi Meja Bundar (KMB) tidak terlepas dari peran tokoh penting.

Siapa sajakah tokoh yang terlibat dalam KMB? Pemerintah Indonesia menyusun delegasi yang akan dikirim dalam KMB, dengan susunan sebagai berikut:

Ketua:

Mohammad Hatta

Anggota:

Mr. Mohammad Roem

Prof. Dr. Soepomo

Dr. Johannes Leimena

Mr. Ali Sastroamidjojo

Mr. Suyono Hadinoto

Dr. Sumitro Djojohadikusumo

Mr. Abdul Karim Pringgodigdo

Kolonel T.B. Simatupang

Dr. Muwardi

Penandatanganan pengakuan kedaulatan Indonesia hasil Konferensi Meja Bundar. Tokoh dalam foto: Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr Willem Drees, Menteri Urusan Kolonial J.A Sassen, dan Moh Hatta.
Penandatanganan pengakuan kedaulatan Indonesia hasil Konferensi Meja Bundar. Tokoh dalam foto: Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr Willem Drees, Menteri Urusan Kolonial J.A Sassen, dan Moh Hatta. (40 Tahun Indonesia Merdeka Jilid 1 via Kompas.com)

Dalam Konferensi Meja Bundar, delegasi dari Indonesia diwakili oleh Mohammad Hatta, Mohammad Roem, dan Prof. Dr. Soepomo.

Sedangkan untuk perwakilan dari BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg) yang merupakan kumpulan negara federal hasil bentukan Belanda di Indonesia, ialah Sultan Hamid II.

Untuk perwakilan delegasi dari Belanda ialah Johannes Henricus van Maarseveen yang menjabat Menteri Seberang Laut (Menteri Urusan Kolonial).

Hadir pula perwakilan Komisi PBB untuk Indonesia atau United Nations Commission for Indonesia (UNCI), Tom Critchley.

Setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) selesai dilaksanakan. Belanda menyerahkan kedaulatan politik di dua tempat, yakni di Belanda dan Indonesia.

Baca juga: Apa Itu Search Engine? Berikut Penjelasan, Cara Kerja, dan Contoh-contohnya

Untuk di Belanda, lokasi penyerahan kedaulatannya dilakukan di ruang takhta Amsterdam.

Indonesia diwakili oleh Mohammad Hatta dan Belanda diwakili oleh Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Dress serta Mr. E.M.J.A. (Maan) Sassen selaku Menteri Seberang Laut.

Untuk di Indonesia, lokasi penyerahan kedaulatannya dilakukan di Istana Merdeka Indonesia.

Perwakilan dari Indonesia adalah Sultan Hamengkubuwono IX. Sedangkan perwakilan dari Belanda adalah A.H.J. Lovink selaku Wakil Tinggi Mahkota Belanda.

Mengutip dari Encyclopaedia Britannica, kaum nasionalis Indonesia tidak setuju dengan beberapa poin dalam perjanjian tersebut, seperti sifat negara, peran dominan dari negara otonom Belanda, utang serta masalah West New Guinea.

Akhirnya, Parlemen Indonesia mencabut Perjanjian Den Haag pada 21 April 1956.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tokoh-tokoh dalam Konferensi Meja Bundar (KMB)", Klik untuk baca: .

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved