Musda Golkar Makassar, Irianto Ahmad Ganti 4 Pimpinan Kecamatan

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Pelaksana tugas (Plt) Ketua DPD II Partai Golkar Kota Makassar, Muhammad Irianto Ahmad mengganti sejumlah pimpinan kecamatan partai.

Irianto mengatakan, masa jabatan 15 pimpinan kecamatan sudah berakhir seiring dengan berakhirnya kepengurusan Faoruk M Betta.

Oleh karena itu, Irianto mengaku mengambil keputusan dengan mengangkat sejumlah pimpinan kecamatan baru.

"Waktu saya dapat SK Plt, semua masa jabatan pincam sudah habis karena mereka adalah Plt," kata Irianto saat dihubungi Tribun Timur, Sabtu (20/2/2021).

Mantan Direktur PD Partai Kota Makassar ini mengatakan, 15 pimpinan kecamatan era Farouk M Betta bukanlah hasil Musyawarah Kecamatan.

Melainkan pelaksana tugas pincam yang ditunjuk oleh Faoruk M Betta pada masanya.

Meski demikian, Irianto Ahmad mengaku kembali menujuk 11 orang yang sama sebagai pelaksana tugas di 11 kecamatan.

Sisanya hanya 4 pimpinan kecamatan Golkar Makassar yang dipimpin orang baru.

"Jadi sebagaian besar masih pimpinan yang sama di masa Aru, hanya 4 pincam orang baru," sambungnya.

15 pimpinan kecamatan adalah pemilik suara dalam Musyawarah Daerah (Musda) X Partai Golkar Kota Makassar.

Bakal calon ketua mesti mengantongi 30 persen suara untuk mencalonkan diri.

Sementara itu, Andi Nurhaldin Halid mempertanyakan nama-nama 15 pimpinan kecamatan DPD II Partai Golkar Kota Makassar.

Nurhaldin menyatakan kesiapannya maju memimpin Partai Golkar Kota Makassar.

Namun ia mempertanyakan nama-nama pimpinan kecamatan yang akan jadi pemilik suara.

Kepengurusan Ketua DPD II Golkar Makassar Farouk M Betta dan Abdul Wahab Tahir berakhir seiring penunjukan Pelaksana tugas oleh DPD I, 5 Januari 2021 lalu.

"SK pincam katanya sudah ada, tapi masalahnya kita belum pernah kita," katanya saat dihubungi Tribun Timur, Sabtu (20/2/2021) sore.

"Walaupun panitia musda sudah disiapkan, tapi orang-orang yang jadi voters (pemilik suara) belum jelas," sambungnya.

Wakil Ketua DPRD Kota Makassar itu mengaku punya keinginan mencalonkan diri.

Akan tetapi ia ingin meminta dukungan dari tokoh-tokoh senior Golkar.

Apalagi salah satu syarat pencalonan adalah dukungan minimal 30 persen pemilik suara.

"Saya bersedia maju, tapi kita tunggu arahan senior-senior Golkar dulu, karena kita harus kumpulkan 30 persen pemilik suara," ujarnya.

"Kalau saya maju tapi tidak tahu siapa pincam, kan jadinya konyol," tambahnya.

Musyawarah Daerah X DPD II Partai Golkar Kota Makassar disebut-sebut akan menjadi pertarungan gerbong Taufan Pawe melawan gerbong Nurdin Halid.

Panitia mengusulkan Musda digelar pada Sabtu 6 Maret 2020, atau dua pekan mendatang.

Sejauh ini, sejumlah nama disebut-sebut layak memimpin partai berlambang pohon beringin Kota Makassar.

Mereka antara lain mantan Direktur PD Parkir Makassar Muhammad Irianto Ahmad.

Wakil Ketua DPRD Kota Makassar Andi Nurhaldin Halid.

Hingga nama CEO PSM Makassar Munafri Arifuddin.

Irianto Ahmad disebut-sebut dekat dengan Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel Taufan Pawe.

Ia pernah duduk tiga periode duduk sebagai wakil rakyat Kota Makassar.

Sementara Nurhaldin adalah putra tokoh senior Golkar Nurdin Halid. Ia disebut-sebut mewakili gerbong dan loyalis Nurdin Halid. 

Panitia pengarah Musda menyampaikan bacalon yang mendaftar harus memenuhi sejumlah persyaratan.

Salah satunya wajib mengantongi dukungan 30 persen pemilik suara di Musda. 

Dukungan itu wajib disertakan secara administrasi dalam berkas pencalonan.

"Jadi minimal 7 dukungan pemilik suara dari total 21 suara. Kami akan verifikasi pendaftaran calon," kata Ketua Panitia Pengarah, Iswan Setiyo Utomo.

Berikut rincian pemilik suara dalam Musda Golkar Makassar:

- 15 suara pimpinan kecamatan
- 1 DPD 1
- 1 DPD 2
- 1 dewan pertimbangan
- 3 kino, pendiri, didirikan, sayap partai

Total 21 suara

Laporan Kontributor TribunMakassar.com @bungari95