Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Bone

Nurdin Abdullah Panen Benih Jagung Hibrida NASA 29 di Bone

Varietas unggul berdaya adaptasi luas ini diharapkan dapat memberikan pencerahan bagi dunia pertanian

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Imam Wahyudi
Humas Pemprov Sulsel
Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah melakukan panen perdana benih jagung hibrida NASA 29, di Desa Unra, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, Minggu (14/2/2021). 

"Permasalah setiap tahun adalah terkait bibit. Alhamdulillah berkat program gubernur untuk mandiri bibit, ternyata Bone dijadikan pilihan pertama untuk bibit hibrida. Ini pertama, karena bibit hibrida itu dihasilkan luar negeri. Alhamdulillah sekarang di dalam negeri dan itu Unra," paparnya.

Ia berharap, ke depan tidak akan ada lagi persoalan bibit. Masyarakat Unra punya sejarah masa lalu. Sebagai orang-orang berani melawan penjajah, konteks sekarang berani melakukan inovasi.

"Konteks sekarang bisa menerima pembaharuan untuk menanam bibit hibrida di Kabupaten Bone. Ini luar biasa," tambahnya. 

Salah seorang petani, Muhammad Zuhri, mengaku sangat terbantu dengan hadirnya program pemerintah. Dan hadirnya PT Citra Indonesia (Perseroda) sebagai penyangga hasil pertanian.

"Ini tentu kami merasa terbantu dengan perusahaan ini," sebutnya. 

NASA 29 memiliki umur panen 100 hari dengan warna biji kuning-oranye. Potensi hasil yang tinggi mencapai 13,5 t/ha. Selain potensi hasil yang tinggi, jagung ini memiliki ketahanan terhadap penyakit bulai, karat, dan hawar.

Keunggulan jagung hibrida tongkol ganda NASA 29 ini adalah stay green, yaitu warna batang dan daun di atas tongkol masih hijau saat biji sudah masak/waktu untuk panen, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pakan. 

Jagung hibrida NASA 29 merupakan hasil persilangan antara galur inbrida G102612 sebagai tetua jantan dan MAL03 sebagai tetua betina. Kedua tetua tersebut memiliki gen bertongkol dua (prolifik) sehingga jagung hibridanya dapat bertongkol dua dengan persentase ≥70 persen pada kondisi lingkungan yang sesuai.

Adapun keunggulan jagung hibrida NASA 29 yakni: Pengisian biji pada tongkol penuh dan kelobot tertutup sempurna, rendemen biji >80%, batang kokoh, tahan terhadap serangan hawar daun, penyakit bulai dan busuk tongkol, mempunyai adaptasi yang cukup luas baik di dataran rendah sampai dataran tinggi.

Selain itu, NASA 29 mempunyai penampilan yang sangat menarik dimana kelobot tertutup rapat sehingga jika panen saat kondisi hujan air hujan tidak mudah masuk ke tongkol yang dapat menyebabkan biji berkecambah.

Jagung hibrida NASA 29 telah didesiminasikan kepada masyarakat mulai tahun 2016 dalam skala luas. Para petani dengan cepat mengadopsi jagung hibrida NASA 29, sehingga program pemerintah untuk mewujudkan swasembada jagung berkelanjutan dapat dicapai.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved