Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kian Ramah Lingkungan, Hampir 30 Persen Listrik di Sulawesi Berasal dari EBT

PLN senantiasa mendorong pemanfaatan Energi Baru terbarukan. Beberapa cara yang terus dilakukan adalah konversi pembangkit berbasis diesel

Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/SAYYID
Kian Ramah Lingkungan, Hampir 30 Persen Listrik di Sulawesi Berasal dari EBT 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Selaras dengan pilar green dalam transformasinya, PLN berkomitmen untuk terus berupaya menyediakan energi listrik yang ramah lingkungan, baik melalui sisi produksi maupun distribusinya.

Hal tersebut terlihat pada peningkatan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi di Pulau Sulawesi yang berhasil mencapai 29,8 % pada tahun 2020.

“Sejalan dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) Pemerintah melalui Kementerian ESDM yang telah menetapkan target pemanfaatan EBT pada tahun 2025 sebesar 23% dari bauran energi nasional. Pada tahun 2020, PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Sulawesi berhasil membukukan 29,8% Energi Baru Terbarukan dari total bauran energi listrik yang telah diproduksi,” terang Senior Manager Operasi Sistem PLN UIKL Sulawesi, Nurdin Pabi.

Menurutnya, capaian tersebut diperoleh dari total daya listrik yang dihasilkan oleh pembangkit-pembangkit listrik yang ramah lingkungan pada sistem kelistrikan di Sulawesi, yakni PLTA Bakaru berkapasitas 2 x 63 Mega Watt (MW), PLTA POSO 1 berkapasitas 4 x 30 MW, PLTA POSO 2 berkapasitas 3 x 65 MW serta PLTA Tanggari berkapasitas 37 MW. Selain pembangkit listrik tenaga air, bauran tenaga angin atau bayu turut memberikan sumbangsih cukup besar melalui kehadiran Pembangkit Listrik Tenaga Bayu di Sidrap dan Tolo yang berkapasitas total sebesar 130 MW.

Komposisi bauran EBT di Pulau Sulawesi juga diperkuat dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Likupang berkapasitas 15 MW, PLTS Issimu berkapasitas 10 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong berkapasitas 2 x 60 MW.

Sepanjang tahun 2020, pembangkit-pembangkit tersebut mampu menghasilkan daya listrik sebesar 3,45 (Giga Watt Hour) GWH dari total 11,56 GWH atau tumbuh 9% dari tahun sebelumnya (2019), yaitu 3,1 GWH.

“Kehadiran pembangkit tersebut tentu memberikan dampak yang cukup signifikan bagi keandalan pasokan listrik sistem kelistrikan Pulau Sulawesi dan diharapkan dapat terus ditingkatkan. Seperti kita ketahui, saat ini, pulau Sulawesi masih menyimpan potensi yang sangat tinggi dalam pemanfaatan energi baru terbarukan,” ungkap Senior Manager Operasi Sistem PLN UIKL Sulawesi, Nurdin Pabi.

PLN senantiasa mendorong pemanfaatan Energi Baru terbarukan. Beberapa cara yang terus dilakukan adalah konversi pembangkit berbasis diesel menjadi tenaga surya dan co-firing pada beberapa pembangkit listrik tenaga uap. Upaya tersebut merupakan bentuk peran serta PLN dalam upaya penurunan emisi karbon.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved