Di Mosul, Warga Kristen Bangun Masjid dan Warga Muslim Bangun Gereja
Di Mosul, warga Kristen bangun masjid dan warga muslim bangun gereja. Kawasan kota lama di Mosul, Irak utara, sedang berbenah.
Anas Ziad, pegawai Unesco yang terlibat proyek restorasi rumah ibadah di Mosul mengatakan selama sekitar tiga tahun ISIS memisahkan antara warga Muslim dan Kristen.
"Namun sekarang kami bisa bersama lagi, bersama-sama antara warga Muslim, Kristen, dan Yazidi membangun kembali Mosul," kata Ziad.
Spirit kebersamaan inilah yang ingin dihadirkan kembali saat merestorasi masjid dan geraja.
Masjid yang dibangun kembali adalah Masjid al-Nuri.
Bangunan dan menaranya yang miring pernah menjadi simbol kota Mosul.
Namun masjid ini dihancurkan oleh petempur-petempur ISIS ketika mereka dipukul mundur pada 2017.
Taqa, asisten koordinator Unesco, mengatakan ISIS sengaja mencoba menghancurkan Mosul dan dalam prosesnya ingin pula menghancurkan sejarah kota ini.
Taqa mengungkapkan para pekerja memindahkan lebih 5.600 ton puing-puing yang berserakan di kompleks masjid.
Selain itu, warga dan para pekerja harus pula memindahkan sekitar 20 bahan peledak, beberapa di antaranya oleh petempur ISIS ditanam di dalam tembok masjid.
Di antara puing, ada harapan
Para pekerja membangun kembali masjid dan gereja secara berhati-hati.
Sebisa mungkin mereka menggunakan material asli.
Selain merestorasi masjid al-Nuri, Unesco juga membangun kembali gereja al-Saa'a dan al-Tahera.
Di kompleks gereja al-Saa'a para pekerja membersihkan bangunan dari mortir, ranjau darat, dan beberapa jasad warga.
Ketika menguasai Mosul, para petempur ISIS menggunakan gereja ini sebagai salah satu kubu pertahanan.