Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gempa Sulbar

Tim FTI UMI Pamit dari Sulbar, 'Kami Bukan Superhero, tapi Percaya Gerak Cepat dan Ikhlas Berbakti'

Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia ( FTI UMI ) mengakhiri masa pengabdiannya

Editor: Edi Sumardi
FTI UMI
Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa FTI UMI diangkut menggunakan bucket ekskavator ketika menyeberangi titik longsor saat membawa bantuan ke Desa Kabiraan dan Ulumanda, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Ahad atau Minggu (17/1/2021). Kedua desa itu terilosir akibat gempa bumi.  

TRIBUN-TIMUR.COM - Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia ( FTI UMI ) mengakhiri masa pengabdiannya di Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat atau Sulbar.

Selama 2 pekan tanpa hari istirahat, mereka melayani para penyintas gempa bumi tanpa pamrih, tak kenal lelah.

Mereka bekerja atas nama manusia dan kemanusiaan.

Sebanyak 25 anggota tim yang dipimpin Dekan FTI UMI, Dr Ir Zakir Sabara H Wata ST MT IPM ASEAN Eng tiba di Majene, Sabtu (16/1/2021), sehari pascagempa 6,2 SR.

Lalu, meninggalkan Sulbar, Jumat (29/1/2021), di masa tanggap darurat.

Selama 14 hari melayani para penyintas, Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa FTI UMI telah menyalurkan bantuan senilai Rp 452 juta yang diteruskan dari para dermawan.

Bantuan disalurkan berupa kebutuhan pokok, obat-obatan, kebutuhan bayi, mainan anak, pakaian, hingga pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS.

Zakir Sabara H Wata menghaturkan terima kasih kepada dari perseorangan, perusahaan, dan organisasi atau komunitas dermawan yang mau berbagi dengan para penyintas gempa.

Sebelum meninggalkan Tanah Mandar, Zakir Sabara H Wata menuliskan permohonan pamit.

Bismillahirahmanirrahim
Assalamu Alaikum Wr Wb

Dua minggu sudah kami Tim Relawan & Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa FTI UMI Makassar membersamai para penyintas di Majene dan Mamuju Sulawesi Barat.

Sejak Gempa berkekuatan 6,2 SR pada Jumat dini hari 15 Januari lalu, Jumat pagi kami langsung briefing dan memutuskan berangkat ke Sulbar malam hari itu juga.

Berbekal perlengkapan darurat bencana, yang memang selalu siaga di Fakultas Teknologi Industri UMI bersama tim relawan mahasiswa yang militan tanpa pamrih.

Kami bukan superhero yang bisa mengatasi semua masalah di lapangan.

Tapi kami percaya, gerak cepat dan langkah ikhlas para relawan menuju medan bencana adalah cara lain kami berbakti untuk negeri ini.

Bentuk lain mahasiswa belajar langsung pada sumbunya. Yaitu di tengah Masyarakat.

Kemanusiaan tidak mengenal batas-batas apapun. Panggilan kemanusiaan pula yang membawa kami ke sini.

Ke Malunda, Ulumanda, sampai Tappalang

ke pelosok desa Kabiraan, sampai Desa Ahu, ke tanah-tanah longsoran di pegunungan, dan ada di antara puing-puing bangunan yang hancur akibat gempa.

Sejak hari pertama Gempa Sulbar, sampai hari ini, begitu banyak tangan-tangan yang digerakkan oleh Tuhan untuk membantu kami.

Membuat kaki kami semakin kuat berpijak. Menambah nafas untuk terus bergerak menembus kampung-kampung terisolir.

Kami menemukan banyak sekali keluarga baru di tenda-tenda pengungsian.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved