Beberapa Alasan Mengapa Kita Tidak Perlu Punya Pulse Oximeter Meski Dianjurkan WHO Deteksi Corona
Pulse Oximeter alat pendeteksi baru Covid-19 yang dianjurkan WHO, tapi ampukah? ini alasan kenapa kita tak butuh
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Waode Nurmin
"Untuk itu, kita juga sebaiknya tidak (bergantung pada satu perangkat)," kata Parsons.
2. Menghabiskan waktu melihat angka Parsons biasanya tidak akan memberikan Pulse Oximeter kepada pasiennya, karena perangkat itu terlalu mudah difiksasi.
Beberapa pasien akan menyimpan data di dalamnya yang menjadi tidak relevan dengan kesehatan mereka secara keseluruhan.
"Jika saya diberitahu pasien bahwa tingkat oksigen biasanya di 97 namun sekarang di 93, apa artinya itu?
Dalam ruang hampa, itu tidak ada artinya," kata dia.
Ia menegaskan, pulse oximeter hanyalah salah satu perangkat pengukur kesehatan dan para dokter perlu mengetahui informasi lebih banyak untuk menerjemahkan apa yang terjadi pada tubuh.
Meski begitu, Parsons memahami keinginan banyak orang untuk memiliki kendali atas tubuhnya masing-masing di masa pandemi Covid-19.
Namun, tindakan terbaik adalah membatasi paparan dan memberi perhatian lebih terhadap apa yang kita rasakan.
"Jika kita merasakan gejala, berkonsultasilah dengan dokter. Biarkan Pulse Oximeter tetap tersimpan di lemari," kata Parsons.
Selain panduan baru tersebut, Pasien Covid-19 harus tetap melaksanakan protokol isolasi mandiri yang telah ditetapkan sebelumnya.
Di antaranya tetap selalu memakai masker dan membuangnya di tempat yang ditentukan.
Jika sakit dengan gejala demam, flu dan batuk, tetaplah berada di rumah.
Jangan pergi bekerja, sekolah, ke pasar, atau ke ruang publik untuk mencegah penularan di masyarakat.
WHO Perbarui Kriteria Pasien Sembuh Covid-19
Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) telah menerbitkan pedoman sementara yang diperbarui tentang manajemen klinis Covid-19 dan rekomendasi untuk mengeluarkan pasien dari isolasi.