Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Khazanah Islam

Bolehkah Membaca Alquran Saat Haid? Pendapat 4 Mazhab: Hanafi, Maliki, Syafi’iy, dan Hanbali

Semangat dan keinginan istiqomah dapat membaca Alquran setiap hari ini, sering menjadi dilema tersendiri bagi wanita yang sedang haid.

Editor: Hasrul
Tribunnews.com
Jamaah membaca Alquran saat melakukan I'tikaf: Bolehkah Membaca Alquran Saat Haid? Pendapat 4 Mazhab: Hanafi, Maliki, Syafi’iy, dan Hanbali 

Artinya: Dari Ibnu Umar, Nabi SAW bersabda :Janganlah wanita haidh dan junub membaca sesuatu pun dari Al-Qur’an.(HR: At-Tirmidzi)

عَنْ أَبِي وَائِلٍ، قَالَ: كَانَ يُقَالُ: " لَا يَقْرَأُ الْجُنُبُ، وَلَا الْحَائِضُ، وَلَا يُقْرَأُ فِي الْحَمَّامِ، وَحَالَانِ لَا يَذْكُرُ الْعَبْدُ فِيهِمَا اللَّهَ: عِنْدَ الْخَلَاءِ وَعِنْدَ الْجِمَاعِ، إِلَّا أَنَّ الرَّجُلَ إِذَا أَتَى أَهْلَهُ، بَدَأَ فَسَمَّى اللَّهَ "

Artinya: Dari Abi Wail, beliau berkata: Diriwayatkan bahwa tidaklah orang yang junub dan haidh membaca (Al-Qur'an), dan tidak pula membacanya saat di kamar mandi. Dan seorang hamba tidak diperkenankan menyebut nama Allah dalam dua keadaan. Saat ia berada di kamar mandi/wc dan ketika berjima' kecuali saat ia mendatangi istrinya maka mengucap bismillah. (HR: Ad-Darimi)

Berikut pendapat para ulama Malikiyah dan Hujjah Mereka:

1. Ibnu Abdil Barr (W. 463)

ولا يقرأ الجنب ولا الحائض شيئا من القرآن على اختلاف عن مالك وأصحابه في قراءة الحائضوأما الجنب يمكنه الطهر بالماء أو بالصعيد فلا يقرأ حتى يرفع [حدث] الجنابة بأحدهما، وأكثر العلماء على أن الحائض والجنب لا يقرءان شيئا من القرآن ولو قرأت الحائض لصلت، وأما المصحف فلا يمسه أحد قاصدا إليه مباشرا له أو غير مباشر إلا وهو على طهارة

Wanita yang haidh dan junub tidak diperbolehkan membaca sesuatupun dari Al-Qur’an, berbeda dengan pendapat yang diriwayatkan Imam Malik dan Ulama Malikiyah lainnya, yang membedakan keadaan wanita haidh dan orang junub yang memungkinkan untuknya bersuci kapan saja, baik dengan air ataupun dengan tanah.

Dan kebanyakan ulama melarang wanita haidh dan junub membaca sesuatu pun dari Al-Qu’an. Kalau dia membacanya sama hukumnya seperti dia shalat yaitu haram.

Dan dalam menyentuh mushaf, tidak diperkenankan seorang pun menyentuhnya, kecuali dalam keadaan suci. Baik tersentuh secara langsung maupun menggunakan penghalang atau perantara.

Dari apa yang ditulis Abdil Barr, beliau menyatakan Imam Malik dan beberapa ulama Malikiyah yang lainnya berbeda pendapat dengan jumhur ulama yang melarang wanita haidh membaca Al-Qur’an. Namun dari pernyataan diatas beliau termasuk ulama Malikiyah yang melarang wanita haidh membaca ataupun menyentuh mushaf secara mutlak.

2. Ibnu Rusyd (W. 595)

Ibnu Rusyd menegaskan dalam Kitabnya Bidayatul Mujtahid :

فأجازوا للحائض القراءة القليلة استحسانا؛ لطول مقامها حائضا، وهو مذهب مالك9 .

Mereka (Ulama Malikiyah)membolehkan wanita haidh membaca sedikit dari Al-Qur’an dengan dalil Istihsan10, karena lamanya masa haidh. Ini adalah pendapat Imam Malik.

3. Al-Qarafi(w. 684 H)

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved