Gempa Sulbar
Jaringan Listrik PLN Putus, FTI UMI Bikin Pembangkit Tenaga Surya untuk Korban Gempa Bumi di Majene
Jaringan listrik PLN putus, FTI UMI bikin pembangkit tenaga surya untuk korban gempa bumi di Majene.
TRIBUN-TIMUR.COM - Gempa bumi di Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat, tak hanya merusak bangunan, melukai warga, dan menelan korban jiwa.
Jaringan listrik milik PT PLN (Persero) juga terputus di sejumlah wilayah, termasuk di dekat pusat gempa, di Kecamatan Ulumanda.
Akibatnya, warga harus berjuang untuk mendapatkan penerangan seadanya pada malam hari, termasuk untuk men-charge telepon genggam.
Mengantisipasi krisis penerangan, Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia atau FTI UMI membuat pembangkit listrik tenaga surya (solar cell).
Dekan FTI UMI, Dr Ir Zakir Sabara H Wata ST MT IPM ASEAN Eng mengatakan, ada 30 panel surya sedang dirakit di posko FTI UMI, di Jl Melati, Banggai Timur, Majene.
"Insya Allah mulai Senin besok akan dipasang 10 panel tahap pertama di Desa Kabiraan, Kecamatan Ulumanda," kata Zakir Sabara H Wata, Ahad atau Minggu (24/12/2021).
Panel akan dipasang di rumah warga atau tenda pengungsian.
Rencana pemasangan panel surya juga telah diungkapkan Zakir Sabara H Wata saat menjadi narasumber siaran Mata Najwa episode, Rabu (20/1/2021), yang bertema "Dikepung Bencana".
Zakir Sabara H Wata menjelaskan, 1 panel surya bisa menghasilkan listrik sebanyak 100 watt yang dapat menerangi hingga 5 rumah atau 10 tenda pengungsian.
Tiap rumah atau tiap tenda akan dipasangi 1 hingga 2 bola lampu yang memiliki daya 7 hingga 10 watt.
Tim dari FTI UMI telah melakukan survei untuk pemasangan panel listrik.
"Tiga puluh panel itu bisa mengalirkan listri ke 150 rumah dengan prakiraan 1 rumah 2 bola lampu atau 300 tenda pengungsian jika 1 tenda 1 bola lampu 7 hingga 10 watt," kata Zakir Sabara H Wata.
Ke-30 panel surya itu hanya akan dipasang di desa-desa di Kecamatan Ulumanda dan Malunda, Majene.
Kedua kecamatan itu merupakan daerah paling parah terdampak gempa bumi berkekuatan 5,9 SR pada Kamis (14/1/2021) dan 6,2 SR pada Jumat (15/12/2021).
Zakir Sabara H Wata mengatakan, seluruh panel surya yang dirangkit merupakan hasil donasi dari berbagai pihak dan murni dihibahkan kepada warga.
"Terima kasih dermawan dan seluruh pihak sehingga pembangkit listrik tenaga surya ini bisa berjalan dengan baik," ujar Zakir Sabara H Wata dari Majene.
Biaya perakitan 1 perangkat sekitar Rp 5,3 juta.(*)