Kapolri
Fraksi PKS Akui Kehebatan Listyo Sigit Prabowo Kapolri Pilihan Jokowi Ganti Jenderal Idham Azis
Komjen Listyo Sigit Prabowo sepertinya akan mulus uji kepatutan di DPR RI, Fraksi PKS pun mendukung Lityo Sigit Prabowo ganti Jenderal Idham Azis
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Mansur AM
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Komjen Listyo Sigit Prabowo sepertinya akan mulus uji kepatutan di DPR RI Rabu (20/1/2021).
Fraksi PKS yang notabene sering berseberangan dengan kebijakan Presiden Jokowi, kali ini mendukung Listyo Sigit Prabowo menggantikan Jenderal Idham Azis sesuai usulan Jokowi.
Komjen Listyo Sigit Prabowo alumnus Akpol 91 akan 'diuji' di Senayan.
Mantan Ajudan Presiden Jokowi ini diprediksi mulus memegang tongkat Trunajaya-1.
Komjen Listyo Sigit Prabowo akan menjalani uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon Kapolri tunggal, Rabu (20/1/2021).
Sepekan setelah ditunjuk Presiden Jokowi untuk menggantikan Jenderal Idham Azis, Komjen Listyo Sigit akan diuji kemampuan dan pemikirannya tentang Polri di hadapan Komisi III DPR RI .
Ditunjuknya Komjen Listyo Sigit, menjawab keyakinan DPR, sebagai pilihan terbaik Presiden Jokowi.
Anggota DPR dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Achmad Dimyati Natakusumah mengatakan, Presiden Jokowi akan menunjuk Calon Kapolri terbaiknya dengan mempertahankan sejarah dalam setiap pergantian pucuk pimpinan Polri, selalu dipilih dari angkatan lebih muda.
Menurut anggota Komisi III DPR RI yang membidangi masalah hukum, hak asasi manusia, dan keamanan ini, sejarah mencatat, setiap pergantian Kapolri selalu mengedepankan regenerasi.
Bisa dilihat dari Timur Pradopo menggantikan Bambang Hendarso, lalu ke Sutarman, selanjutnya ke Badrodin Haiti.
Bahkan, era kepemimpinan Presiden Jokowi lebih berani lagi, saat mengajukan Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kapolri, melompati beberapa senior di atasnya.
Begitupun Kapolri Idham Azis saat ini, lebih muda, junior satu angkatan di bawah Tito.
"Selain angkatan lebih muda, calon Kapolri yang ditunjuk juga dekat dan bisa diterima Presiden Jokowi sebagai pemegang hak prerogatif," ujar Dimyati via rilis tertulis yang diterima redaksi tribun-timur.com.
Dimyati memastikan, Presiden sudah mempertimbangkan faktor rekam jejak, integritas, kapabilitas, kredibilitas, dan aksetabilitas calon Kapolri, sebelum mengajukannya ke DPR untuk diuji pemikiran dan kemampuannya dalam mengejawantahkan fungsi dan tugas Polri yang profesional dan terpercaya.
Dimyati menanggapi isu primordialisme, yang harus dikesampingkan dalam pemilihan calon Kapolri. Berasal dari suku atau daerah mana, serta agama apa yang diakui di Indonesia, tidak harus dipersoalkan.
“Yang terpenting berkomitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan asas Bhineka Tunggal Ika. Warga Negara Indonesia dan dipilih karena terbaik, berintegritas, dan berkomitmen memajukan Polri profesional dan bisa dipercaya masyarakat,” ujar mantan Bupati Pandeglang, Banten.
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, La Nyalla Mattalitti, menyebut nama Kabareskrim, Komjen Polisi Listyo Sigit Prabowo, memang layak dipilih Presiden Jokowi sebagai calon Kapolri. Selain jenderal bintang tiga dan berprestasi Presiden Jokowi dekat karena pernah menjadi ajudannya.
“Listyo Sigit cukup kaya pengalaman. Dalam kariernya di kepolisian, ia juga memiliki pendekatan personal yang komunikatif, seperti saat menjadi Kapolda Banten, dekat dengan ulama dan kyai setempat,” ujar La Nyalla.
Mantan Ketua Umum PSSI ini, mengaku, mengenal sosok Listyo Sigit sebagai pribadi yang santun dan sangat hati-hati dalam berbicara. Beberapakali kesempatan bertemu dengan DPD, Listyo Sigit sangat menata kata-katanya dalam mengutarakan pendapat maupun berdialog sebagai intitusi Polri.
DPR akan memutuskan dan memberikan persetujuannya setelah uji kelayakan dan kepatutan selesai dijalani Komjen Listyo Sigit. Kabareskrim lulusan Akpol 1991, selanjutnya akan resmi dilantik sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Idham Azis, yang pensiun akhir Januari ini.
Profil Listyo Sigit Prabowo
Listyo merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1991. Ia lahir di Ambon, Maluku, 5 Mei 1969.
Listyo adalah sosok yang memiliki kedekatan dengan Presiden Jokowi karena ia menjabat sebagai Kapolres Solo pada 2011 saat Jokowi masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Kedekatan Listyo dan Jokowi berlanjut ketika Jokowi menjadi Presiden. Pada 2014, Listyo pun menjadi ajudan Jokowi.
Setelah tidak menjadi ajudan Jokowi, Listyo menduduki sejumlah jabatan di Korps Bhayangkara yakni Kapolda Banten pada 2016-2018 dan Kadiv Propam Polri pada 2018-2019 sebelum diangkat menjadi Kepala Bareskrim.
Listyo mulai menjabat sebagai Kabareskrim pada 6 Desember 2019, menggantikan Kapolri saat ini, Jenderal Polisi Idham Azis yang saat itu dilantik menjadi orang nomor satu di Korps Bhayangkara.
Ada sejumlah peristiwa yang menyedot perhatian publik selama masa kepemimpinan Listyo di Bareskrim, salah satunya adalah penangkapan terpidana kasus Bank Bali Djoko Tjandra yang telah buron selama 11 tahun.
Listyo juga membongkar praktik suap terkait pelarian Djoko Tjandra yang ternyata melibatkan Kadiv Hubungan Internasional Polri Irjen Napoleon Bonaparte dan Karo Korwas PPNS Bareskrim Polri Prasetijo Utomo.
Di samping itu, pada Desember 2020, Bareskrim di bawah komando Listyo juga menangkap dua pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan yang terkatung-katung sejak April 2017.
Namun, Tim Advokasi Novel menilai, ada kejanggalan dalam proses hukum terhadap kedua pelaku tersebut.
Sejumlah pihak sebelumnya telah menggadang-gadang Listyo akan menjadi calon tunggal yang diserahkan Jokowi ke DPR.
Listyo pun angkat bicara dan menepis isu tersebut. Ia enggan menanggapi prediksi yang menyebutnya sebagai calon kapolri, karena mengaku tak tahu asal isu itu.
"Karena memang saya enggak tahu itu muncul dari mana," kata Listyo ketika dihubungi Kompas.com, Senin (11/1/2021).
Setelah nama calon Kapolri diterima, DPR akan menggelar fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan terhadap Listyo.
DPR punya tenggat waktu 20 hari sejak surat presiden diterima untuk memutuskan setuju atau tidak atas pencalonan kandidat.
Kapolri saat ini, Jenderal Polisi Idham Azis akan pensiun pada 1 Februari 2021 mendatang.
Daftar Harta Kekayaan
Sebagai pejabat negara, Listyo Sigit wajib menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) kepada KPK.
Dalam LHKPN per 11 Desember 2020, Listyo Sigit diketahui memiliki harta kekayaan sebesar Rp 8.314.735.000.
Kepemilikan tanah memang menyumbang sebagian besar aset mantan Kapolda Banten itu.
Walau 'hanya' punya tiga tanah, tapi nilai setiap tanahnya di atas Rp 1 miliar.
Total aset kekayaan Listyo Sigit berupa tanah dan bangunan mencapai Rp 6.150.000.000.
Listyo Sigit juga hanya memiliki satu unit mobil Toyota Fortuner senilai Rp 320 juta.
Aset lain yang dimiliki lulusan Akpol 1991 ini adalah harta bergerak lainnya serta kas dan setara kas.
Masing-masing nilainya adalah Rp 975.000.000 dan Rp 869.735.000.
Berikut daftar lengkap harta kekayaan Listyo Sigit:
A. Tanah dan Bangunan Rp 6.150.000.000
1. Tanah dan Bangunan Seluas 275 m2/300 m2 di Kota Semarang, hasil sendiri Rp 1.650.000.000
2. Tanah dan Bangunan Seluas 120 m2/58 m2 di Kota Tangerang, hasil sendiri Rp 1.000.000.000
3. Tanah dan Bangunan Seluas 205 m2/180 m2 di Kota Jakarta Timur, hasil sendiri Rp 3.500.000.000
B. Alat Transportasi dan Mesin Rp 320.000.000
1. Mobil, Toyota Fortuner Tahun 2018, hasil sendiri Rp 320.000.000
C. Harta bergerak lainnya Rp 975.000.000
D. Surat berharga Rp ----
E. Kas dan setara kas Rp 869.735.000
F. Harta lainnya Rp ----
Sub Total Rp 8.314.735.000
Utang Rp ----
Total harta kekayaan (II-III) Rp 8.314.735.000
(tribun-timur.com)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @fadhlymuhammad