Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gempa Sulbar

'Tuhan Tolong Kami, Pelihara Kami' Cerita Pengungsi Korban Gempa Sulbar saat Tiba di Makassar

Lanni Wijaya, warga Mamuju, saat menceritakan detik-detik gempa Sulbar bermagnitudo 6,2 mengguncang Sulawesi Barat, Kamis pekan lalu.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM/MUSLIMIN EMBA
Lanny Wijaya satu dari 78 pengungsi asal Mamuju saat tiba di Lanud Hasanuddin, Maros, Senin (1812021) siang. (Tribun TimurMuslimin Emba). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - "Tuhan tolong kami Tuhan ... Lindungi kami, pelihara kami," teriak Lanni Wijaya, warga Mamuju, saat menceritakan detik-detik gempa Sulbar bermagnitudo 6,2 mengguncang Sulawesi Barat, Kamis pekan lalu.

Kepanikan itu diceritakan Lanni Wijaya saat ditemui Tribun di Landasan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin, Maros, Senin (18/1/2021) siang.

Lanny baru saja mendarat bersama 77 pengungsi lainnya, asal Mamuju.

Wanita 65 tahun itu, mengungsi bersama suaminya Hendra Hamdani (72) dan seorang cucunya.

Ketinganya memilih mengungsi ke rumah kerabat di Makassar, lantaran khawatir adanya gempa susulan.

Terlebih dengan adanya kabar tersiar yang menyebut akan ada gempa susulan yang lebih dahysat lagi.

Ditambah lagi kondisi suami yang sudah lanjut usia dan harus menggunakan kursi roda.

"Masih sering (gempa) tapi kecil-kecil. Tapi, dibilang mau naik gempa 7,0 katanya, baru bapak (suami) sudah tidak bisa lari, makanya mengungsi," ujar Lanni.

Lanny menceritakan, saat gempa bermagnitudo 6,2 itu terjadi, ia dan sang suami Hendra sementara tertidur di dalam kamar.

Dan, seketika terbangun saat guncangan gempa terasa begitu kuatnya.

"Menakutkan sekali, kayak digoncang naik turung, baru kiri ke kanan begitu. Perasaan sudah kayak kiamat dirasa," ujarnya.

Saat guncangan itu terasa kian kuat, ia dan sang suami mengaku hanya pasrah di dalam kamar sembari berdoa.

"Tidak bisa ngapa-ngapain, sambil tidur saja sambil teriak-teriak Tuhan tolong kami,"ungkap Lanni.

Akibat gempa itu, sang suami harus mengalami luka di wajah setelah tertimpuk lemari tiga pintu.

"Setelah gempa baru saya panggi anak sama ponakan angkat itu lemari, karena bapak tidak bisa goyang kena lemari," tuturnya.

Rencananya, Lanni akan mengungsi ke rumah kerabathya di Jl Satangnga, Makassar.

Rumahnya di Jl Ratulangi, Kota Mamuju, dijaga oleh anak-anaknya. (Tribun-Timur/Muslimin Emba)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved