Gempa Sulbar
Nestapa Husnul Khatimah Alumnus FTI UMI Korban Gempa di Majene Sulbar yang Kehilangan Ayah dan Rumah
Husnul Khatimah, salah satu korban gempa bumi di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
TRIBUN-TIMUR.COM - Husnul Khatimah, salah satu korban gempa bumi di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
Dia warga Desa Kabiraan, Kecamatan Ulumanda, Majene.
Gempa bumi 5,9 SR pada Kamis (14/1/2021) dan 6,2 SR pada Jumat (15/1/2021), menjadi musibah terberat kedua bagi dirinya dalam setahun terakhir.
Gempa bumi, pekan lalu, membuat rumahnya hancur.
Kini, dia dan keluarga terpaksa tinggal di tenda pengungsian di halaman SMP Negeri 5 Malunda, di Desa Kabiraan.
Husnul Khatimah kini hanya bisa menangis dan berusaha tegar menghadapi cobaan yang datang bertubi-tubi.
Delapan bulan lalu, Husnul Khatimah kehilangan ayah, sang tulang punggung keluarga.
Ayahnya meninggal dunia pada April 2020 lalu.
Kini, dia tinggal bersama ibu dan saudara-saudaranya.
Pada Ahad atau Minggu (17/1/2021), secara tak sengaja, dia bertemu dengan Dekan Fakultas Tekonologi Industri Universitas Muslim Indonesia atau FTI UMI, Dr Ir Zakir Sabara H Wata ST MT IPM ASEAN Eng.
Zakir Sabara H Wata bersama Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa FTI UMI datang membawa bantuan logistik untuk pengungsi di desa itu sekaligus mendirikan tenda.
Kedatangan tim dari FTI UMI menjadi berkah tersendiri bagi Husnul Khatimah.
Dia bisa reuni dengan Zakir Sabara H Wata.
Husnul Khatimah adalah alumnus Program Studi Teknik Pertambangan FTI UMI.
Dia diwisuda secara virtual pada Juni 2020 lalu, di tengah pandemi Covid-19.
Saat bertemu Zakir Sabara H Wata, Husnul Khatimah langsung menangis mendekap dekannya.
"Tidak adami rumahku, Pak," kata Husnul Khatimah sambil menangis.
Zakir Sabara H Wata tampak berusaha menenangkan dan menyemangati gadis berhijab itu, serta menemui ibunya.
"Ini anakku, Bu, bukan cuma anak-ta'," kata Zakir Sabara H Wata kepada ibunda Husnul Khatimah yang sedang istirahat di bawah tenda.
Saat ditemui, ibunda Husnul Khatimah juga menangis menceritakan musibah menimpanya.
"Baru-baru meninggal bapaknya," kata ibunda Husnul Khatimah sambil terisak.
"Terima kasih banyak bantuannya Bapak," katanya lagi kepada Zakir Sabara H Wata.
"Insya Allah, Bu, ada hikmahnya. Besar hikmahnya," ujar Zakir Sabara H Wata menyemangati.
Selengkapnya, tonton videonya di sini.
Terisolir
Desa Kabiraan merupakan salah satu desa dari 6 desa yang terisolir di Kecamatan Ulumanda, Majene.
Selain Kabiraan, kelima desa lainnya, yakni Sambabo, Tande Allo, Ulumanda, Popenga, dan Panggalo.
Akses menuju desa terputus karena jalanan utama penghubung dari pusat tertutup material longsor.
Baca juga: Korban Gempa di Ulumanda Mamuju Memprihatikan, Zakir Sabara: Tolong Pak Jokowi Pakai Helikopter
Agar bisa melewati longsoran itu, tim bersama sebagian barang bantuan terpaksa diangkut menggunakan bucket ekskavator.
Mobil pengangkut bantuan terhenti di titik longsor.
Kemudian dari situ, tim mengendarai sepeda motor sambil membawa sebagian bantuan untuk mencapai titik pengungsian.
Warga di 6 desa di Ulumanda kini sangat membutuhkan bantuan sebab sebelum tim dari FTI UMI datang, mereka sama sekali belum tersentuh bantuan.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Majene, Sirajuddin mengatakan, Kecamatan Ulumanda dan Kecamatan Malunda paling terdampak gempa Majene.
Di 2 kecamatan inilah pusat gempa bumi.(*)