Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Syekh Ali Jaber

Bukan soal Warisan, Pesan Syekh Ali Jaber kepada Anak Jelang Meninggal, Diungkap Alhasan Ali Jaber

Bukan soal warisan, pesan Syekh Ali Jaber kepada anak jelang meninggal, diungkap Alhasan Ali Jaber.

Editor: Edi Sumardi
YOUTUBE.COM/SYEKH ALI JABER
Dai kondang, Syekh Ali Jaber. Bukan soal warisan, pesan Syekh Ali Jaber kepada anak jelang meninggal, diungkap Alhasan Ali Jaber. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Bukan soal warisan, pesan Syekh Ali Jaber kepada anak jelang meninggal, diungkap Alhasan Ali Jaber.

Innalillahi wainna ilaihi rajiun, dai kondang Syekh Ali Jaber meninggal dunia di usia 44 tahun.

Ada pesan dititipkan beliau kepada anak sulungnya, Hasan.

Sebelum meninggal dunia, Syekh Ali Jaber sempat memberikan pesan kepada anak-anaknya untuk tetap menjaga shalat.

"Jaga shalat sama jaga mama, yang penting shalat," kata Alhasan Ali Jaber, anak Syekh Ali Jaber saat ditemui di rumah duka di Kelurahan Monjok, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat ( NTB ), Kamis, (14/1/2021).

Alhasan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari Nadia Salim.

Alhasan menceritakan, semasa hidupnya, Syekh Ali Jaber selalu mengajarkan kepada anak-anaknya untuk tidak meninggalkan shalat.

Alhasan mengatakan, keluarga di Lombok mendengar kabar duka pukul 09.30 WITA.

Semasa hidupnya Syekh Ali Jaber sempat berpesan, jika dirinya meninggal, ia ingin dimakamkan di Lombok.

"Ya, kita usahain nanti diurus dulu belum ada kabar. Orang lagi repot semua di sana lagi ngurus semua. Kalau memang bisa dan tidak ada kendala apa-apa kita makamkan di sini (Lombok)," kata Alhasan.

Namun, kabar terbaru, jenazah Syekh Ali Jaber akan dimakamkan di Pesantren Daarul Quran, Tangerang, Banten.

Hal itu diungkapkan adik kandung Ali Jabeer, Syekh Muhammad Jabeer.

"Beliau akan dimakamkan di Pesantren Darul Qur'an Tangerang, pesantren (milik) Ustaz Yusuf Mansur," kata Muhammad Jabeer di RS Yasri.

Namun, ia mengingatkan masyarakat untuk tidak datang ke pemakaman itu.

Hal tersebut demi menghindari kerumunan dan mengantisipasi penyebaran Covid-19.

"Tak perlu kerumunan ke sana, cukup shalat gaib di rumah masing-masing," kata dia.

Ia membantah isu yang beredar bahwa Syekh Ali Jaber memberi wasiat agar dimakamkan di Lombok, NTB.

Muhammad Jabeer menyebutkan, keinginan untuk dimakamkan di Lombok itu bukan wasiat yang diberikan kepada keluarga melainkan hanya cita-cita yang disampaikan Syekh Ali saat berdakwah di Lombok.

Pelayat berdatangan

Suasana duka menyelimuti rumah duka kediaman istri almarhum Syekh Ali Jaber, Nadia Salim di Kelurahan Monjok.

Pantauan Kompas.com di lokasi, beberapa kerabat dan pelayat tampak berdatangan ke rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa.

Salim Jaber mertua almarhum Syeh Ali Jaber mengatakan, pihak keluarga di Lombok masih menunggu informasi dari keluarga di Jakarta.

Salim mengatakan, belum ada kepastian terkait di mana Syekh Ali Jaber akan dimakamkan.

"Belum ada, kita masih nunggu," kata Salim saat ditemui di rumah duka di Mataram, Kamis.

Menurut Salim, kondisi kesehatan Ali Jaber beberapa hari terakhir sempat drop sebelum dinyatakan meninggal dunia.

"Informasinya ya agak drop lah kemarin," kata Salim Jaber.

Namun keluarga sedikit lega karena hasil swab terakhir almarhum Syekh Ali Jaber negatif Covid-19.  

Sebelumnya diberitakan, pendakwah Syekh Ali Jaber meninggal dunia di RS Yarsi Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2021).

Meski sempat terpapar Covid-19, Syekh Ali Jaber dinyatakan sudah negatif Covid-19 sebelum akhirnya meninggal dunia.

Hal tersebut disampaikan oleh Ustaz Yusuf Mansur.

"Sudah dalam keadaan negatif Covid-19," kata Yusuf Mansur melalui akun Instagram @yusufmansurnew, Kamis (14/1/2021).

Yusuf Mansur menyebutkan, Syekh Ali Jaber sudah 16 hari dirawat di rumah sakit menggunakan ventilator.

Lalu, Syekh Ali Jaber sempat kritis pada Rabu malam.

Alhasan Ali Jaber, anak pertama Syekh Ali Jaber saat ditemui di rumah duka di Mataram, NTB, Kamis (14/1/2021).
Alhasan Ali Jaber, anak pertama Syekh Ali Jaber saat ditemui di rumah duka di Mataram, NTB, Kamis (14/1/2021). (KOMPAS.COM/KARNIA SEPTIA KUSUMANINGRUM)

Profil Syekh Ali Jaber

Ali Saleh Mohammed Ali Jaber atau yang lebih dikenal dengan Syekh Ali Jaber, lahir di Madinah, 3 Februari 1976.

Dia adalah pendakwah dan ulama berkewarganegaraan Indonesia.

Ia juga menjadi juri pada Hafiz Indonesia dan menjadi da'i dalam berbagai kajian di berbagai stasiun televisi nasional.

Sejak kecil Syekh Ali Jaber telah menekuni membaca Al Quran.

Ayahnyalah yang awalnya memotivasi Ali Jaber untuk belajar Al Quran.

Dalam mendidik agama, khususnya Al-Quran dan shalat, ayahnya sangat keras, bahkan tidak segan-segan memukul bila Ali Jaber kecil tidak menjalankan shalat.

Keluarganya dikenal sebagai keluarga yang religius.

Di Madinah, Arab Saudi, ia memiliki masjid besar yang digunakan untuk syiar Islam.

Sebagai anak pertama dari 12 bersaudara, Ali Jaber dituntut untuk meneruskan perjuangan ayahnya dalam syiar Islam.

Meski pada awalnya apa yang ia jalani adalah keinginan sang ayah, lama-kelamaan ia menyadari itu sebagai kebutuhannya sendiri dan pada usia sebelas tahun, ia telah hafal 30 juz Al Quran.

Acara televisi yang diisi:

* Nikmatnya Sedekah

* Cahaya dari Madinah

* Kurma (Kuliah Ramadhan)

* Hafiz Indonesia

* Damai Indonesiaku

* Kultum Bersama Syekh Ali Jaber

Film yang dibintangi:

* Surga Menanti.(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved