Klakson
Tanpa Gejala
Kehidupan ini dimulai dengan gejala. Kita tak pantas ingkari itu. Namun kini, kita sedang hidup di dunia serba tak bergejala. Kita nyaris tak punya
Hingga hari ini, kehidupan itu nyata adanya.
Di sini, tanda adalah jalan menuju nyata.
Dengan kata lain, gejala adalah petunjuk menuju kenyataan.
Tetapi kini, kita sedang meniup udara di dunia tanpa gejala, Tanpa kenyataan.
Katakanlah misalnya demokrasi.
Demokrasi memang terus diperdengarkan--mungkin juga diperdagangkan, apalagi saat Pilkada atau Pemilu digelar.
Sayangnya, kita tak menemukan gejalanya--bahwa demokrasi dipraktekkan dalam dunia hari-hari kita.
Ke hal-hal spesifik lagi, katakanlah politik perwakilan legislator kita disegala level misalnya.
Setahun lebih sudah mereka duduk di kursi terhormat itu, kita tak paham apa andil nyata mereka bagi perikehidupan ini.
Reses memang mempertemukan mereka dengan pemilihnya, namun tindak lanjut reses dapat dibicarakan namun kadang sulit dijelaskan.
Dengan kata lain, politik perwakilan kita tak bergejala efektivitasnya.
Dalam hal keberagamaan, kita seringkali merasa benar alias tak pernah samar dalam peribadatan.
Seakan diri inilah yang paling benar dalam beribadah.
Yang lain dinyatakan salah atau keliru.
Tak ada gejala bila kaum seperti ini tak taat ibadah.