Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Penanganan Covid

Terkait Perpanjangan Pembatasan Jam Malam, Ini Penjelasan Pj Walikota Makassar

Pj Walikota Makassar, Prof Rudy Djamaluddin belum bisa memastikan apakah akan melakukan perpanjangan perbatasan jam malam

Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM/ANDI MUHAMMAD IKHSAN WR
Pj Walikota Makassar, Prof Rudy Djamaluddin saat ditemui di rumah Jabatannya, Senin (1112021). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pj Walikota Makassar, Prof Rudy Djamaluddin belum bisa memastikan apakah akan melakukan perpanjangan perbatasan jam malam atau menerapkan formulasi baru.

Pasalnya saat ini, pihaknya sedang berkordinasi dengan tim epidemolog, terakit efektivitas pembetasan yang telah dilakukan selama dua minggu ini.

"Ini sementara kita kaji. Nanti saya coba koordinasikan dengan tim epidemiolog, bagaimana efektivitas pembatasan yang sudah kita lakukan dalam dua minggu ini," ujar Prof Rudy, Senin (11/1/2021).

Menurutnya, jika efektivatasnya baik maka pihaknya akan meneruskannya.

"Kalau memang efektivitasnya bagus terkait dengan pengendalian Covid, tentu layak kita teruskan. Tetapi kalau efektivitasnya tidak terlalu signifikan, tapi justru malah menghantam ekonomi kita, khususnya UMKM, tentu kita akan cari formulasi baru, langkah-langkah baru yang lebih baik," jelasnya.

Ia pun menambahkan, jika pihaknya akan melakukan diskusi dengan pihak terkait, untuk bisa segera merumuskan kebijakan untuk mengendalikan Covid-19.

"Akan kita diskusikan dulu, mudah-mudahan bisa segera kita putuskan langkah ke depan apa yang kita lakukan terkait upaya kita mengendalikan Covid, yang memang masih meninggi," tutupnya.

Sementara itu Ketua Tim Ahli Epidemiologi Satgas Covid-19 Kota Makassar, Ansariadi, tren kasus Covid di makassar juga mengalami penurunan, yang sebelumnya, selama tiga minggu terakhir mengalami peningkatan 2 kali lipat, sehingga ini juga akan menjadi pertimbangan

"Kenyataan kita dapat itu menurun, tetapi kami melihat di masyarakat sebetulnya tidak menurun, maksudnya jumlah orang yang di tes covid itu berkurang, jadi menurun juga kasus, beda tiga minggu lalu kita tes sampai 400 orang makanya kasus tinggi juga," lanjutnya.

Walaupun kasus terus menurun namun dikarenakan jumlah orang tes sedikit itu belum bisa dianggap terjadi pengurangan 

"Tetapi kalau ternyata banyak belum di tes kita belum bisa simpulkan itu kasus menurun. Karena itu juga salah satu pertimbangan untuk melakukan PSBB," tutupnya.

Laporan tribuntimur.com,M Ikhsan

Catatan Redaksi: Bersama-kita lawan virus corona. Tribun-timur.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved