Farouk Berpeluang Pimpin Kembali Golkar Makassar, Wahab Tahir Mau Orang Baru
Mantan Ketua DPRD Kota Makassar itu akan bersaing dengan sejumlah nama baru jika maju kembali.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Farouk M Betta masih punya peluang memimpin lagi DPD II Golkar Kota Makassar.
Peluang itu masih terbuka karena DPD I Golkar Sulawesi Selatan tidak membatasi ketua demisioner mencalonkan diri kembali.
Mantan Ketua DPRD Kota Makassar itu akan bersaing dengan sejumlah nama baru jika maju kembali.
Nama-nama yang diisukan akan bertarung seperti nama kontestan Pilwali Makassar 2020 sekaligus CEO PSM Munafri Arifuddin, Legislator Sulsel Rahman Pina.
Ketua Fraksi Golkar Abdul Wahab Tahir, putra Nurdin Halid sekaligus Wakil Ketua DPRD Makassar Andi Nurhaldin, mantan Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal Deng Ical, nama Rusdin Abdullah, hingga Andi Zunnun Armin NH.
Sementara mantan Sekretaris Golkar Makassar, Abdul Wahab Tahir (50) mengatakan partai beringin lebih membutuhkan sosok pemimpin muda.
Legislator tiga periode itu menilai sudah saatnya Golkar dipimpin oleh sosok baru yang lebih muda.
"Saya tidak bersedia maju karena saya tidak mampu. Kedua saya sudah memasuki usia kategori tua," katanya kepada Tribun Timur, Minggu (10/1/2021).
"Calon Ketua Partai Golkar Makassar saya sarankan berikan kepada yang mampu, muda, dan energik," tambahnya.
Farouk M Betta merupakan mantan Ketua DPRD Makassar dua periode; 2012-2014, serta 2014-2019.
Pria yang akrab disapa Aru itu dilantik menjadi Ketua DPD II Partai Golkar Kota Makassar di Anjungan Pantai Losari Makassar, Minggu (26/3/2017) lalu.
Masa kepengurusannya berakhir seiring dengan pengangkatan Plt Ketua DPD II oleh Ketua Golkar Sulsel Taufan Pawe, Selasa (5/1/2021) lalu.
Di tangan Aru, Partai Golkar Makassar tiga tahun berturut-turut kalah dalam pesta demokrasi.
Kekalahan pertama Partai Golkar di bawah komando Farouk M Betta bermula pada Pilwali Makassar 2018.
Golkar membangun koalisi besar mengusung pasangan Munafri Arifuddin-Andi Rahmatika Dewi.
Pasangan yang diusung 10 partai politik itu dikalahkan kotak kosong.
Kotak kosong memperoleh suara sebanyak 300.795, sedangkan calon tunggal memperoleh suara sebanyak 264.245.
Total perolehan suara Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Makassar mencapai 565.040 suara.
Perolehan suara antara kotak kosong dengan calon tunggal sebanyak 36.898 suara.
Perolehan suara kotak kosong memperoleh suara Pilkada Makassar 2018 sebanyak 53,23 persen.
Perolehan suara calon tunggal Appi-Cicu yang diusung 10 partai besar meraih suara sebanyak 46,77 persen.
Setahun berselang, 2019, dominasi Partai Golkar dalam pemilihan legislatif Kota Makassar berakhir di tangan Farouk M Betta.
Golkar hanya meraih lima kursi parlemen Makassar, turun tiga kursi dibanding Pemilu 2019.
Partai berlambang pohon beringin itu kalah pengaruh dibanding Partai Nasdem, Demokrat, dan PDI-Perjuangan yang meraih enam kursi.
Kursi Ketua DPRD Kota Makassar pun direbut Nasdem dari Partai Golkar.
Terbaru Hasil Pemilihan Wali Kota Makassar 2020 menambah deretan kekalahan Partai Golkar di bawah kepemimpinan Farouk M Betta.
Usungan Golkar Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun NH kalah telak dibanding tiga kontestan lainnya.
Pasangan berjuluk Imun itu hanya meraih 4,9 persen atau 25.810 suara.
Tertinggal jauh dari pasangan Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (Adama) yang keluar sebagai pemenang.
Pasangan berjuluk Adama ini meraih suara 41,3 persen dengan torehan 218.907 suara.
Disusul pasangan nomor urut dua Munafri Arifuddin-Abd Rahman Bando sebesar 34.70 persen atau 183.967 suara.
Lalu pasangan nomor urut tiga Syamsu Rizal MI-Fadli Ananda (Dilan) sebesar 19,00 persen atau 100.783 suara.
Sebelumnya diberitakan, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Sulsel tidak membatasi mantan Ketua DPD II demisioner untuk mencalonkan diri kembali.
Bahkan ketua demisioner yang sudah menjabat dua periode diperbolehkan maju kembali.
"Bisa, dengan syarat tetap mengikuti mekanisme yang berlaku," kata Juru Bicara DPD I Golkar Sulsel, dr Salwa Mochtar kepada Tribun Timur, Minggu (10/1/2021).
Meski demikian, dr Salwa mengatakan Taufan Pawe memberi catatan kepada mantan ketua demisioner yang ingin maju kembali.
Mereka mesti memiliki prestasi, dedikasi, dan loyalitas organisasi dalam periode kepengurusan sebelumnya.
"Tentu harus ada prestasi, dedikasi, loyalitas organisasi yang dilakukan di periodenya," ujar dr Salwa.