Pendaftaran CPNS
Tak Masuk CPNS 2021, WR II Unismuh Makassar Harap DPR Perjuangkan Nasib Guru
Pemerintah menghentikan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk formasi guru mulai 2021
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Pemerintah menghentikan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk formasi guru mulai 2021.
Penghentian ini bahkan diwacanakan akan berlaku dalam jangka panjang.
Perekrutan guru tak lagi melewati jalur tes yang biasa dilalui dalam penerimaan CPNS, melainkan direkrut lewat jalur Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Kebijakan ini akan dimulai pada penerimaan CPNS tahun 2021. Kendati demikian, guru yang saat ini sudah berstatus sebagai PNS akan tetap dipertahankan predikatnya hingga pensiun.
Menanggapi hal itu, Wakil Rektor II Unismuh Makassar Dr Andi Sukri Syamsuri, berharap DPR RI memperjuangkan nasib guru agar tetap masuk dalam pengangkatan CPNS.
Pria yang akrab disapa Andis ini mengatakan, profesi guru perlu dipahami bukan hanya mengajar siswa dari tidak tahu menjadi tahu.
Namun profesi guru lebih jauh dari itu. Guru juga mendidik dan melatih siswa yang sangat terkait dengan kepribadian, karakter dan lain-lainnya.
"Oleh karena itu, semoga DPR dan komponen terkait memperjuangkan itu," katanya kepada Tribun Timur, Kamis (7/1/2021).
Ia mengungkapkan, guru atau pendidik adalah panggilan jiwa untuk mengabdi.
Sekalipun rintangan berat, katanya, bagi seseorang yang memang tulus ikhlas ingin menjadi pendidik, mereka tetap akan berjuang menjalankan panggilan jiwa untuk mengabdi.
Ia mencontohkan perjalanan syarat menjadi guru di Indonesia. Saat syarat menjadi guru tidak boleh hanya berijasah SPG/KPG, tetapi harus lulusan minimal D2.
"Hingga tahun berjalan menjadi harus S1, ternyata peminat menjadi pendidik (Guru) masih juga banyak," terangnya.
"Sekalipun memang, kita berharap pemerintah mengubah kebijakan ini karena profesi guru adalah salah satu profesi kemuliaan," tambahnya.
Andis juga mengingatkan cerita yang berkembang saat Kota Hiroshima dan Nagasaki Jepang rata dengan tanah saat perang Dunia II.
Ketika itu, hanya satu profesi yang pertama dicari oleh Kaisar Jepang, yaitu apa masih adakah guru yang hidup.