Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dosen dan Guru Besar Unhas Wafat

Guru Besar Unhas Positif Covid-19 Prof Nuraeni Malawat Mangkat, Semoga 14 Dokter-Dosen Lain Pulih

Prof Nuraeni Malawat, satu dari belasan Guru Besar Unhas Positif Covid-19 di awal tahun 2021 meninggal dunia di Makassar, Rabu (6/1/2021).

Editor: AS Kambie
dok.tribun
Prof Nuraeni Malawat, Guru Besar Unhas di Fakultas Kedokteran meninggal dunia dalam kondisi positif Covid-19 di Makassar, Rabu (6/1/2021). 

Prof Nuraeni Malawat, satu dari belasan Guru Besar Unhas Positif Covid-19 meninggal dunia di Makassar, Rabu (6/1/2021). Forum Dosen meminta warga mendoakan belasan guru besar yang positif covid-19 lainnya, antara lain, Prof Razak Thaha, Prof Arsunan Arsin, Prof Syarifuddin Rauf , Dr Basir Palu, Prof Daniel Sampe Payung, Prof Amiruddin Aliah , dan Prof Arsunan Arsin segera pulih dan sehat seperti sediakala. Data kematian akibat Covid-19, 12 dokter di Sulsel meninggal dunia akibat corona. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Universitas Hasanuddin (Uunhas) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) berduka. Prof Nuraeni Malawat, satu dari belasan Guru Besar Unhas Positif Covid-19 meninggal dunia di Makassar, Rabu (6/1/2021).

Forum Dosen meminta warga mendoakan belasan guru besar yang positif covid-19 lainnya, antara lain, Prof Razak Thaha, Prof Arsunan Arsin, Prof Syarifuddin Rauf , Prof Amiruddin Aliah, Dr dr Basir Palu, Prof Daniel Sampe Payung, dan Prof Arsunan Arsin segera pulih dan sehat seperti sediakala

Belasan Guru Besar Unhas dan dosen senior di Makassar terpapar positif Covid-19. Kebanyakan guru besar yang positif covid-19 terpapar bersama istri.

“Pergi lagi satu guru besar kita. Prof Nuraeni Malawat guru besar Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Unhas,” kata Guru Besar Unhas, Prof Yusran Yusuf, Kamis (7/1/2021) pagi.

“Mohon tidak henti-hentinya kita doakan kesembuhan guru-guru kita yang lain yang saat ini sedang terinfeksi Covid juga bisa segera pulih kembali,” ujar Prof Yusran Yusuf menambahkan.

Sebelumnya, mantan Pj Wali kota Makassar Prof Yusran Yusuf lalu menulis satu per satu nama guru besar yang positif covid-19 dan dosen lainnya di Group Whatsapp Forum Dosen dan Narasumber.

Guru besar Unhas positif covid-19 dan guru besar yang positif covid-19 lainnya dimaksud adalah:

- Prof Razak Thaha

- Prof Syarifuddin Rauf SpA dan dr Elly SpRad

- Dr dr Basir Palu SpA dan dr Misna

- Prof Daniel Sampe Payung dan istri

- Prof dr Dasril Daud dan dr Truly­­

- Prof Amiruddin Aliah dan istri

- Prof dr Nuraeni Malawat Sp kj dan dr Baedah Majid

- dr Umar Malinta SpOG

- dr Susi Aulina SpS

- Prof dr Razak Thaha

- Prof Arsunan Arsin

- Prof Arsyad Thaha

- Dr dr A Indah Sidin

“Semoga mereka  diberi kekuatan dan mendapat kesembuhan dari Allah SWT,” ujar Prof Yusran Yusuf.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar menyatakan duka mendalam atas mangkatnya Prof Nuraeni Malawat.

IDI Makassar Berduka

Ketua IDI Makassar Dr dr Siswanto Wahab SpKK didampingi Humas IDI Kota Makassar dr Wachyudi Muchsin SH mengonfirmasi kabar duka tersebut.

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, telah berpulang ke Rahmatullah senior, guru dan rekan sejawat kami Prof dr Nuraeny Malawat SpKJ, di RSWS (Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo). Semoga Allah ampuni dosa-dosa beliau, di terima amal beliau, dan menempatkan beliau disisinya. Amin," ujar dr Siswanto Wahab.

Sebelumnya, jelang akhir tahun, ada tiga dokter di Makassar yang meninggal dunia. Dengan demikian sejak pandemi Covid-19 ini, total sudah ada sepuluh dokter Makassar yang gugur, berjuang di garda terdepan melawan Covid-19.

“Keluarga Besar IDI Kota Makassar kembali berduka, tiga dokter anggota IDI Makassar meninggal sebagai pahlawan kemanusiaan Covid-19, yakni Dr Leonard Hasudungan , Dr Robert Vincentius Philips, dan Dr Nasriyadi Nasir Kabar duka ini menambah deratan dokter anggota IDI Makassar gugur sebagai pahlawan kemanusian Covid-19," kata dr Siswanto Wahab.

Dengan makin banyaknya dokter yang gugur, lanjut Anto, harusnya makin menyadarkan masyarakat agar jangan menganggap remeh pandemi Covid-19 yang saat ini tingkat penyebarannya lebih massif akibat Klaster Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) dan Klaster Liburan akhir tahun dari awal penyebaran Covid-19.

"Untuk itu, IDI Kota Makassar mengimbau agar tetap waspada serta disiplin protokol kesehatan 3 M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), sebab Makassar masuk zona merah, sehingga kebijakan pelonggaran aktivitas bisnis, perkantoran, sosial, dan pendidikan perlu diketatkan kembali. Dengan mematuhi 3 M itu, upaya yang paling efektif dan efisien bisa kita lakukan dalam menekan laju Covid-19," jelas  dr Siswanto Wahab.

Nakes Terpapar Covid-19

Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mencatat bahwa sepanjang tahun 2020 sebanyak 504 tenaga kesehatan (nakes) di Indonesia meninggal akibat terpapar virus corona (Covid-19). Dari jumlah tersebut, 237 orang diantaranya adalah dokter, termasuk 12 dokter di Sulsel.

Ketua Tim Mitigasi IDI, dr Adib Khumaidi, mengungkapkan, kematian nakes di Indonesia ini tercatat yang paling tinggi di Asia dan masuk 5 besar di dunia.

“Kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia, dan 5 besar di seluruh dunia,” kata dr Adib Khumaidi dalam keterangannya, Sabtu (2/1).

Bahkan sepanjang bulan Desember 2020, kata dr Adib Khumaidi, tercatat 52 tenaga medis dokter meninggal akibat Covid-19. Angka ini naik hingga 5 kali lipat dari awal pandemi. dr Adib Khumaidi membeberkan bahwa 237 dokter yang meninggal akibat Covid-19 itu terdiri atas 131 dokter umum, dan 101 dokter spesialis, serta 5 residen.

Mereka berasal dari 25 IDI Wilayah atau Provinsi dan 102 IDI Cabang atau Kabupaten/Kota.

Adapun provinsi yang menyumbang kematian dokter terbanyak adalah Jawa Timur dengan 46 kasus kematian dokter, DKI Jakarta 37 kasus kematian, dan Jawa Tengah 31 kematian dokter dalam 10 bulan pandemi Covid-19 di tanah air.

Selain 237 dokter, 15 dokter gigi juga meninggal sepanjang 2020 akibat terpapar Covid-19, ditambah 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, dan 10 tenaga lab medik.

Data tersebut hasil elaborasi IDI dengan rekan sejawat yakni Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (PATELKI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).

Data itu merupakan kumulatif data kematian akibat Covid-19 dari Maret hingga akhir Desember 2020. dr Adib Khumaidi menyebut kenaikan jumlah kematian tenaga kesehatan ini merupakan imbas aktivitas beberapa bulan terakhir seperti Pilkada Serentak 2020 hingga rangkaian libur panjang akhir tahun. "Salah satu dampak dari akumulasi peningkatan aktivitas dan mobilitas yang terjadi belakangan ini. Seperti berlibur, Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah), dan aktivitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah," jelas dr Adib Khumaidi.

Oleh sebab itu, dr Adib Khumaidi kembali mengingatkan kepada masyarakat bahwa langkah yang dapat menekan transmisi penularan virus corona adalah dari masyarakat. Ia mengingatkan bahwa disediakannya vaksin corona di Indonesia oleh pemerintah bukan berarti bisa menjadi obat Covid-19.

"Vaksin dan vaksinasi adalah upaya yang bersifat preventif dan bukan kuratif. Meski sudah ada vaksin dan sudah melakukan vaksinasi, kami mengimbau masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Karena risiko penularan saat ini berada pada titik tertinggi, di mana rasio positif Covid pada angka 29,4 persen," jelas dr Adib Khumaidi.

Dia meminta masyarakat agar lebih patuh terhadap protokol kesehatan, meliputi memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.  dr Adib Khumaidi menuturkan, bila masyarakat memakai masker, maka perlindungan terhadap virus mencapai 85 persen, bila menjaga jarak mencapai 90 persen, dan apabila mencuci tangan keamanan dari virus mencapai 80 persen.

Selain itu ia juga meminta pemerintah terus meningkatkan testing, tracing, dan treatment (3T). dr Adib Khumaidi juga meminta pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan agar memperhatikan ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi nakes. Serta, memberikan tes corona rutin untuk memastikan status kondisi kesehatan mereka.

”Perlindungan bagi tenaga medis dan kesehatan ini adalah mutlak diperlukan, karena dalam situasi masyarakat yang abai protokol kesehatan dan seharusnya berada di garda terdepan dalam penanganan pandemi ini. Namun, kami kini bukan hanya menjadi garda terdepan, namun juga benteng terakhir,” ujarnya.(*)

Sebaran Wilayah Kematian Dokter Indonesia

* Jawa Timur: 46 dokter

* DKI Jakarta: 37 dokter

* Jawa Tengah: 31 dokter

* Sumatera Utara: 24 dokter

* Jawa Barat: 24 dokter

* Sulawesi Selatan: 11 dokter

* Banten: 8 dokter

* Bali: 6 dokter

* NAD: 6 dokter

* Kalimantan Timur: 6 dokter

* DI Yogyakarta: 6 dokter

* Riau: 5 dokter

* Kalimantan Selatan: 4 dokter

* Sumatera Selatan: 4 dokter

* Kepulauan Riau: 3 dokter

* Sulawesi Utara: 4 dokter

* Nusa Tenggara Barat: 2 dokter

* Bengkulu: 2 dokter

* Papua Barat: 1 dokter

* Sumatera Barat: 1 dokter

* Lampung: 1 dokter

* Maluku Utara: 1 dokter

* Kalimantan Tengah: 1 dokter

* Sulawesi Tenggara: 1 dokter

* Sulawesi Tengah: 1 dokter

* Konfirmasi: 1 dokter

TOTAL: 237 DOKTER

Sebaran Kematian Dokter Berdasarkan Bulan

Maret : 12 orang

April : 13 orang

Mei : enam orang

Juni : 11 orang

Juli : 27 orang

Agustus : 32 orang

September : 28 orang

Oktober : 24 orang

November : 32 orang

Desember : 52 orang

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved