Mobil Polantas Tabrak Jamaah Takziyah
Tak Hanya Tabrak Jamaah Takziyah di Bantaeng, Mobil Polantas Juga Hantam 10 Kendaraan Terparkir
Tak hanya jamaah, mobil patroli yang dikendarai oleh RD itu juga mengantam 10 kendaraan yang terparkir.
Penulis: Achmad Nasution | Editor: Hasriyani Latif
"Saat itu mereka sedang saya tugaskan untuk patroli malam mengecek wilayah yang sering digunakan balapan liar," kata Kasat Lantas Polres Bantaeng, AKP Badruz Zaman kepada TribunBantaeng.com, Selasa (5/1/2021) dini hari.
Baca juga: Mobil Polantas Tabrak Jamaah Takziyah, Ini Penjelasan Kasat Lantas Polres Bantaeng
Baca juga: BREAKING NEWS: Mobil Polantas Tabrak Jamaah Takziyah di Bantaeng, 1 Terluka Parah
Awalnya, kedua polantas itu berjaga di Kampung Lamalaka, Kecamatan Bantaeng karena di wilayah itu sering terjadi balapan liar.
Namun, karena tak ada kejadian kedua polantas berangkat ke lokasi lain yang juga sering terjadi aksi balapan liar tepatnya di Kampung Tanetea jalan poros Bantaeng-Bulukumba di Desa Nipa-nipa.
"Karena tidak terjadi apa-apa, saya perintahkan untuk naik ke Tanetea untuk mengecek siapa tahu ada balapan liar. Saat itu memang dia pacu sedikit kendaraannya," jelasnya.
Saat tiba di Kampung Tanetea, terjadilah kecelakaan karena RD kehilangan kendali akibat menghindari tabrakan dengan mobil lain.
Akibat kecelakaan itu, dua korban mengalami patah tulang pada bagian kaki.
Salah satu korban diketahui bernama Saparuddin (50), yang berprofesi sebagai guru Agama Islam di SD Inpres Kalamassang, Kecamatan Gantarangakeke, Kabupaten Bantaeng.
Saat ini korban sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anwar Makkatutu Bantaeng.
Luka yang dialaminya paling parah. Pasalnya, dia tak hanya mengalami patah tulang pada bagian kaki kanannya berdasarkan hasil Rontgen yang dilakukan.
Tapi juga terdapat luka parah pada bagian wajah sehingga harus mendapatkan jahitan.
"Hasil Rontgen patah tulangnya dibagian kaki kanan. Di bagian muka juga parah jadi ada 30 jahitannya. Di lengan kiri juga ada luka," kata istri korban, Hadidja saat ditemui TribunBantaeng.com.
Sementara korban satunya lagi belum diketahui identitasnya dan saat ini tak lagi dirawat di RSUD Bantaeng.
Korban tersebut dikabarkan lebih memilih menjalani pengobatan non medis dengan cara diurut.
"Kalau yang satunya lagi patah tulang juga tapi sudah keluar dari rumah sakit. Dia sekarang pergi diurut," ujarnya.
Peristiwa naas yang menimpa suaminya itu terjadi setelah menghadiri takziyah atas meninggalnya warga setempat, H Hafid.