Gus Dur
'Ramalan' Gus Dur 12 Tahun Silam soal FPI Jadi Kenyataan, KH Abdurrahman Wahid Bilang Begini
Pemerintah memutuskan untuk melarang aktivitas dan menghentikan kegiatan Front Pembela Islam atau FPI. 12 tahun lalu Gus Dur sudah memprediksinya.
Sudah menjadi kenyataan bahwa organisasi FPI sudah layak dibubarkan karena terlibat dengan aksi-aksi kekerasan.
"Apalagi sekarang sudah pakai senjata api, kemudian juga terlibat dengan terorisme. Maka itu sudah menjadi alasan yang sangat kuat. Nunggu apalagi pemerintah. Nunggu apalagi negara untuk tidak membubarkan atau melarang organisasi macam FPI," jelas Guntur Romli.
Berikut videonya:
Tentang Gus Dur
Dr. KH. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur adalah tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga 2001.
Ia menggantikan Presiden B.J. Habibie setelah dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilu 1999.
Abdurrahman Wahid lahir pada hari ke-4 dan bulan ke-8 kalender Islam tahun 1940 di Denanyar Jombang, Jawa Timur dari pasangan Wahid Hasyim dan Solichah.
Terdapat kepercayaan bahwa ia lahir tanggal 4 Agustus, tetapi kalender yang digunakan untuk menandai hari kelahirannya adalah kalender Islam yang berarti ia lahir pada 4 Sya'ban 1359 Hijriah, sama dengan 7 September 1940.
Ia lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil. "Addakhil" berarti "Sang Penakluk".
Kata "Addakhil" tidak cukup dikenal dan diganti nama "Wahid", dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur.
"Gus" adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kiai yang berati "abang" atau "mas".
Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara.
Wahid lahir dalam keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas Muslim Jawa Timur.
Kakek dari ayahnya adalah K.H. Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sementara kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan.
Ayah Gus Dur, K.H. Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949.
Ibunya, Ny. Hj. Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang.
Saudaranya adalah Salahuddin Wahid dan Lily Wahid.
Gus Dur menikah dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat putri: Alisa, Yenny, Anita, dan Inayah.
(TRIBUN-TIMUR.COM/ Sakinah Sudin)