Tribun Edukasi
Penyebab Keruntuhan Kerajaan Majapahit
Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk.
Konflik perebutan takhta pada perkembangannya berubah menjadi perang besar yang dinamakan dengan perang Paregreg.
Perang Paregreg yang berlangsung pada tahun 1404 hingga 1406 sangat merugikan bagi aspek ekonomi, sosial dan politik Majapahit.
- Tidak ada penerus handal
Setelah Hayam Wuruk wafat, Majapahit tidak memiliki sosok raja yang cakap untuk mengelola daerah kekuasaan Majapahit yang sangat luas.
- Banyak negara vasal yang melepaskan diri dari Majapahit
Krisis sosial, ekonomi dan politik di pusat Majapahit mengakibatkan negara-negara vasal (bawahan) Majapahit memerdekakan diri.
Negara vasal menganggap bahwa Majapahit sudah tidak lagi mampu untuk memberikan keuntungan maupun perlindungan terhadap wilayah kekuasaan mereka.
Faktor eksternal
Faktor eksternal keruntuhan Kerajaan Majapahit, yakni:
- Pengaruh Islam yang kuat di wilayah Majapahit
Dalam buku Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara (2005) karya Slamet Muljana, menguatnya kekuatan Islam pada awal abad ke-15 Masehi mampu meruntuhkan eksistensi Majapahit.
Islam mampu mengubah pola pandangan masyarakat Jawa ke arah modern yang identik dengan pembaharuan.
- Serangan dari Kerajaan Demak
Pada tahun 1475, Raden Patah mendirikan kesultanan Demak yang berpusat di Demak , Jawa Tengah.
Dengan dukungan dari ulama Jawa, Kesultanan Demak menyerang sisa-sisa kekuatan Majapahit di Jawa Timur.
- Munculnya Pusat Perdagangan di Malaka
Kemunculan pusat perdagangan di selat Malaka menyebabkan ruang gerak perdagangan maritim Majapahit semakin sempit.
Hal tersebut berpengaruh terhadap turunnya pendapatan Majapahit dari sektor perdagangan.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/29/141209069/faktor-keruntuhan-majapahit,".