Kolom Teropong
Kolom Teropong Abdul Gafar: Ternyata…
Hidup adalah perjuangan yang tidak mengenal kata berhenti. Kapan ia berhenti, berarti selesailah tugas dan peran kita sebagai makhluk hidup.
Penulis: CitizenReporter | Editor: Suryana Anas
Atau ‘hilangkan’ dengan cara yang aman dan terbaik.
Sejarah telah mencatat dalam ceritera kebangsaan dan bernegara berapa banyak elite kita yang terjerat kasus mau kaya sendiri atau kaya beramai-ramai secara ‘kurang ajar’.
Urat malu mereka sudah terputus akibat silau untuk merasakan kehidupan yang mewah.
Sumpah dan janji yang terucap ketika diamanahkan menerima jabatan tidak dapat dilaksanakan dengan baik.
Penjara tidaklah menjadikan mereka memulai kembali belajar kehidupan yang benar dan wajar.
Ada cerita teman tentang temannya yang senang menjadikan penjara sebagai tempat kos murah dan aman.
Temannya itu sudah berkali-kali merasakan dinginnya lantai penjara di beberapa tempat akibat perbuatan yang sama dilakukan.
Bisnis kecil-kecilan (jual SS). Masuk ke luar bui dianggap sebagai hiburan yang mengasyikkan dan menyenangkan.
Konon kabarnya, fiktif atau fakta bahwa penjara telah menjadi sebuah lahan bisnis yang menggiurkan bagi pengelolanya.
Kamar dan segala fasilitasnya ditentukan seberapa ’kuatnya’ terpenjara mampu membayar.
Selain itu izin ke luar pun dapat dibarter dengan sejumlah ‘sumbangan ‘ kepada penguasa di lapas atau rutan.
Ah sebuah mimpi yang indah menjadi kenyataan buruk bagi pemimpinya. Tersiar kabar hanya karena mimpi bertemu Nabi Muhammad SAW, ustadz Haikal dilaporkan ke polisi. Ini pertanda buruk bagi seorang yang bermimpi.
Ceritera lain, ada seorang perempuan ketika masih remaja pernah bermimpi sementara shalat melihat seseorang.
Dalam mimpinya itu, seorang perempuan disampingnya mengatakan bahwa itu Nabi Muhammad SAW. Untungnya cerita itu tempo doeloe.
Kalau zaman sekarang, bisa dilaporkan mimpinya itu ke polisi juga.