Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

C19 Melaju di Ujung Tahun

Secara science epidemiologi menggambarkan bahwa, pertumbuhan C-19 baik secara global maupun nasional 

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/FADLY ALI
Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Sulawesi Selatan dan Tim Konsultan Satgas Penanganan Covid-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin 

Prof Ridwan Amiruddin

Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Sulawesi Selatan 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Melepas tahun 2020 ini, terasa sangat berat. Beban Covid-19 (C19) terlalu berat, kasus baru terus tumbuh hingga dua kali lipat dari bulan sebelumnya.

Pertanyaan yang selalu muncul, mengapa kasus ini terus meningkat dan kapan berakhir?

Tentu pertanyaan yang relatif sulit di jawab. Secara science epidemiologi menggambarkan bahwa, pertumbuhan C-19 baik secara global maupun nasional  dapat ditinjau dari beberapa perspective.

Pertama, perbedaan iklim. Ada kecenderungan kasus C19 mengalami percepatan pertumbuhan di musim hujan atau musim dingin dibanding musim kemarau atau panas. 

Kedua, C19 mengalami penyebaran yang cepat di lingkungan keluarga yang padat, dengan ventilasi rumah yang buruk. 

Ketiga, mutasi C19 yang terus berlangsung dengan daya tular yang lebih cepat hingga 70 persen menjadi mimpi buruk bagi penanganan C19.

Meskipun belum cukup bukti tentang angka fatalitas kasusnya yang lebih tinggi atau sebaliknya. Namun demikian, dengan  penularan yang tinggi via aerosol, maka perlu pendekatan baru yang lebih agressif. 

Keempat, karakter penduduk yang sulit berperilaku disiplin. Literasi kesehatan yang rendah. Mudah mempercayai berita hoax, kritis, temperamental dengan lokus kontrol yang rendah. Ini ciri masyarakat menengah ke bawah yang dominan. Sehingga, edukasi 3M tidak diperdulikan. 

Kelima, ilusi vaksin. Pola kebijakan yang sepertinya ditarik ke sumbuh kuratif dengan gencar menginfornsikan tentang vaksin C19. Edukasi vaksin seolah menyamarkan pentingnya program 3M (protokol kesehatan). 

Keenam, evaluasi program mitigasi multisektor yang relatif berhasil hingga September, cenderung mengendorkan  protokol kesehatan.

Dampaknya, titik balik kasus bertumbuh tak terkendali dengan  pemicu utama  pilkada, pesta, pembukaan pusat pusat bisnis, dan kegiatan sosial lainnya. 

Sebagai respons dari kebijakan pemerintas terkait dengan adaptasi kebiasaan baru. 

Kondisi tersebut menjadi pemicu C19 di berbagai wilayah bertumbuh secara eksponensial dan menghawatirkan.

Hal ini disebabkan ketidakjelasan road map pengendalian C19 yang harus dijalankan.

Simpang siurnya penanganan C19 di lapangan membuat kebingungan di masyarakat tentang langkah langkah yang harus diambil.

Faktor penentu yang lain adalah lemahnya sense of crisis pimpinan di daerah dengan penafsiran tindakan mitigasi yang sub standar. Jauh dari upaya yang diharapkan dalam mengotrol penularan C19. 

Besar harapan di awal tahun 2021 dengan nakhoda kementerian kesehatan yang baru dapat memberikan arah yang jelas dalam mitigasi C19.

Karena dengan sinergi dan kolaborasi  yang kuat dari hulu hingga ke hilir, dari pusat hingga daerah dan keterlibatan secara maksimal seluruh stake holder C19 ini dapat di kontrol.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved