Tribun Barru
Harganya Lebih Mahal, Petani Cengkeh Bulukumba Mulai Beralih Tanam Pala
Sejumlah warga Bulukumba memilih menanam pala dibanding cengkeh.Seperti misalnya yang dilakukan oleh Khaerul Jabir, di Batuara, Desa Gattareng
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Sudirman
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Sejumlah warga Bulukumba memilih menanam pala dibanding cengkeh.
Seperti misalnya yang dilakukan oleh Khaerul Jabir, di Batuara, Desa Gattareng, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba.
"Saat ini beberapa petani lebih tertarik ke cengkeh. Cuman cengkeh juga sekarang harganya merosot. Jadi saya mencoba untuk mengembangkan tanaman pala ini," kata Khaerul Jabir, Selasa (26/12/2020).
Khaerul mengaku, tanaman pala di wilayahnya juga bisa tumbuh dengan subur, bahkan berbuah dengan baik.
Hanya saja, ia mengaku tetap membutuhkan bimbingan dari penyuluh pertanian untuk mencukupi beberapa kebutuhan.
Bahkan, Khaerul berharap, pemerintah dapat menyediakan bibit berkualitas tinggi.
"Karena pala ini kan komoditas ekspor juga. Kita harapkan ada perhatian, karena di tengah pandemi juga," tambahnya.
Sekedar diketahui harga pala di Bulukumba Rp 150 kilogram.
Sementara harga cengkeh kering hanya sekitar Rp 50 ribu/Kg. (TribunBulukumba.com)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Firki Arisandi