Tribun Luwu Utara
301 ASN Luwu Utara Terima Penghargaan Satyalancana Karya Satya
Sebanyak 301 Aparatur Sipil Negara (ASN) Lingkup Pemerintah Kabupaten Luwu Utara menerima tanda kehormatan satyalancana karya satya.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Sudirman
TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Sebanyak 301 Aparatur Sipil Negara (ASN) Lingkup Pemerintah Kabupaten Luwu Utara menerima tanda kehormatan satyalancana karya satya.
Penyematan lencana dilakukan oleh Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani secara simbolis kepada 14 ASN di Aula Lagaligo, Kantor Bupati Luwu Utara, Rabu (23/12/2020)
Dua diantaranya ASN penerima merupakan pejabat eselon II.
Kepala BPBD Muslim Muchtar dan Kepala Bappeda Rusydi Rasyid.
Satyalancana merupakan penghargaan yang diberikan oleh negara kepada ASN yang telah mengabdikan diri selama 10, 20, atau 30 tahun lebih secara terus menerus.
Dengan melihat sejumlah indikator penilaian yang nantinya diharapkan menjadi teladan bagi pegawai negeri sipil lainnya, untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
"Tanda kehormatan diatur dalam Keputusan Presiden RI Nomor 66/TK/Tahun 2020 dimana pemberian satyalancana karya satya diberikan sesuai pengabdian sebagai ASN," katanya.
Selain menyerahkan tanda kehormatan, bupati perempuan pertama di Sulsel juga melepas 47 ASN yang memasuki masa purna bakti terhitung pada 1 Januari 2021 nanti.
"Ucapan terima kasih tidak cukup untuk mewakili pengabdian dan pelayanan yang bapak dan ibu berikan kepada negara, daerah, dan masyarakat Luwu Utara," ucap Indah.
"Namun itulah kata yang paling tepat menggambarkan apa yang telah bapak dan ibu berikan kepada kami selama ini. Bagi yang purnabakti, saya yakin tidak berhenti disini, tapi tetap mengabdi dan terjun langsung ke masyarakat," harap Indah.
Kepada ASN yang menerima satyalancana, Indah berharap usia pengabdian dapat berbanding lurus dengan karya-karya untuk daerah tercinta.
"Satyalancana bukan tujuan atau prioritas jadi pegawai negeri, tapi bagaimana kita memberikan pengabdian. Jangan sampai usia pengabdian kita tidak berbanding lurus dengan karya yang kita tunjukkan dalam masa tersebut, karena sesungguhnya kita dinilai bukan dari banyaknya penghargaan, tapi dari pengabdian yang telah kita diberikan," tutur Indah.