Lima Kebijakan Bank Indonesia Dukung Pemulihan Ekonomi 2021
BI sedang proses merumuskan kebijakan makroprudensial yang juga dapat mendukung pembiayan sektor-sektor produktif.
Penulis: Rudi Salam | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memaparkan lima kebijakan lanjutan yang akan ditempuh BI untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional 2021.
Hal tersebut disampaikannya dalam acara outlook perekonomian Indonesia yang disiarkan langsung melalui YouTube PerekonomianRI, Selasa (22/12/2020).
Kebijakan pertama adalah melanjutkan stimulus moneter.
"Kami akan terus menempuh suku bunga rendah dan likuiditas longgar sampai tentu saja ada tanda-tanda tekanan inflasi meningkat," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, kata dia, BI telah menurunkan secara agresif suku bunga kebijakan moneter, sekarang adalah 3,75 persen.
BI juga melakukan pelonggaran likuiditas (quantitative easing) dalam jumlah yang besar Rp. 694,9 triliun atau 4,49 persen dati PDB.
Hal ini merupakan salah satu yang terbesar di emerging market.
Kebijakan kedua adalah BI akan melanjutkan kebijakan makroprudensial yang longgar.
"Kami selama 2020 telah melonggarkan seluruh kebijakan makroprudensial, apakah berkaitan dengan likuiditas, uang muka kredit, maupun juga pengaturan-pengaturan lain," terangnya.
Saat ini, lanjutnya, BI sedang proses merumuskan kebijakan makroprudensial yang juga dapat mendukung pembiayan sektor-sektor produktif.
Kebijakan ketiga adalah sinergi BI dengan Kementerian Keuangan, kebijakan fiskal dan moneter.
"Bank Indonesia masih berpartisipasi dalam pembiayaan APBN. Sebagaimana diketahui, 2020 ada dua mekanisme pendanaan APBN, yaitu pembelian melalui mekanisme pasar sebagai pembeli siaga dan pembelian langsung," jelasnya.
Pembelian langsung hanya berlaku di 2020, tapi pembelian melalui mekanisme pasar, lanjutnya, masih bisa berlangsung hingga 2021 dan 2022.
Kebijakan keempat adalah BI akan mendukung pembiayaan pembangunan dari sektor keuangan.
"Inilah koordinasi antara kami (BI) dengan Menteri Keuangan untuk bersama-sama bagaimana pasar keuangan bisa lebih banyak pembiayaan perekonomian, khususnya untuk pembiayan jangka panjang, baik dalam bentuk obligasi maupun sekuritisas," jelasnya.
Kebijakan kelima adalah BI akan terus mendorong digitalisasi ekonomi dan keuangan digital.
"Termasuk sektor untuk UMKM dan ritail yaitu melalui digitalisasi sistem pembayaran," tuturnya.