Tribun Makassar
Ini Alasan Ardi dan Musdana, Tinggal di Jembatan Penyeberangan Jl Jend Sudirman
Ardi (29) bersama temannya, Musdana, terpaksa tinggal di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jl Jend Sudirman, Makassar
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Mengaku karena keterbatasan ekonomi, Ardi (29) bersama temannya, Musdana, terpaksa tinggal di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jl Jend Sudirman, Kecamatan Ujung Pandang, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (17/12/2020).
Ardi merupakan warga asal Gowa, sementara Musdana berasal dari Jl Kandea.
Mereka sudah 3 minggu memilih tinggal di JPO, setelah sebelumnya menyewa kos-kosan di Daya, Kecamatan Biringkanayya.
Hal ini tentu menjadi pemandangan yang kontras. Apalagi di sepanjang Jl Jend Sudirman, berjejer gedung-gedung tinggi, berupa hotel berbintang, serta gedung perkantoran.
Namun, karena kondisi ekonomi, mereka terpaksa tinggal di JPO.
"Saya kerja jaga kios di Jl Veteran, karena lokasinya jauh dari kosan yang lama (Daya), maka saya pindah kesini," ujarnya.
Meski masih memiliki orang tua, anak pertama dari lima orang bersaudara ini, memilih tidak menyusahkan mereka.
Pasalnya, dia berprinsip, untuk tidak menyusahkan orang lain. Meski dalam kondisi seperti apapun.
"Saya lebih baik begini, dari pada menyusahkan orang lain," jelasnya.
Bahkan mereka menampung air hujan untuk kebutuhan sehari hari, di dalam botol mineral bekas.
Meski hanya berpenghasilan sekitar Rp 300 ribu/bulan. Ia menolak untuk menerima belas kasihan dari teman-teman serta keluarganya.
"Banyak teman sama keluarga mau bantu dengan kasi uang, tapi saya tolak. Alasannya, pasti mereka juga butuh, dan saya masih bisa cari dengan tangan sendiri," jelasnya.
Apalagi melakukan pekerjaan kriminal, seperti mencuri, atau merampok.
"Ada juga teman yang sering ajak (kriminal), tapi saya tolak. Karena dari dulu orang tua selalu berpesan, apapun yang ingin saya lakukan, asalkan itu bukan kriminal, maka mereka mengijinkan," terangnya."
Mirisnya, selama pandemi Covid-19, ia tidak pernah sekalipun mendapat bantuan apapun dari pemerintah.
Sebab sebelumnya, Ardi bekerja sebagai kuli bangunan di Kabupaten Gowa.
Namun selama Covid-19, ia tidak lagi mendapat panggilan kerja.
"Pas corona, sudah jarang pengerjaan, jadi saya pilih jaga kios, ada teman yang tawarkan," katanya.
Ia pun berharap, agar ada perhatian dari pemerintah, terutama berupa pekerjaan.
"Semoga ada bantuan dari pemerintah, utamanya pekerjaan," tutupnya. (*)