Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mendikbud Nadiem Makarim Sebut 85 Juta Pekerjaan Akan Hilang dalam Lima Tahun ke Depan, Tapi

Mendikbud Nadiem Makarim menyebut ada 85 juta pekerjaan yang akan hilang dalam lima tahun ke depan.

Editor: Anita Kusuma Wardana
istimewa
Mendikbud Nadiem Makarim Sebut 85 Juta Pekerjaan Akan Hilang dalam Lima Tahun ke Depan, Tapi 

TRIBUN-TIMUR.COM- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau Mendikbud Nadiem Makarim menyebut akan ada 85 juta pekerjaan yang akan hilang dalam lima tahun ke depan.

Hal tersebut, kata Nadiem, berdasarkan hasil riset World Economic Forum 2020.

Hilangnya puluhan juta pekerjaan itu dipengaruhi perkembangan teknologi dalam bentuk industri digital, otomasi, dan robotisasi serta resesi globa yang mengubah lanskap pekerjaan di masa depan.

"Pergeseran dan perubahan yang terjadi antara manusia, mesin dan algoritma menyebabkan 85 juta pekerjaan di dunia akan hilang dalam waktu 5 tahun," ujar Nadiem dalam webinar Kompas Talks dengan tema "Siapkan SDM, Hadapi Profesi Baru Pada Masa Depan" secara daring, Selasa (8/12/2020).

Namun, 97 pekerjaan baru yang lebih adaptif dengan fenomena kekinian diprediksi akan tumbuh pada masa itu

 

Selain itu, Nadiem mengungkapkan pada tahun 2025, satu dari dua pekerja yang bertahan akan membutuhkan pemutahiran 40 persen dari keterampilan yang mereka miliki.

Langkah ini dilakukan agar bisa beradaptasi dengan perubahan pasar tenaga kerja.

"Perkembangan teknologi dan informasi ini memberikan peluang yang signifikan bagi perusahaan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan pertumbuhannya," ucap Nadiem.

Revolusi industri 4.0, menurut Nadiem, akan menciptakan permintaan jutaan pekerjaan baru yang memenuhi potensi dan aspirasi masyarakat.

Namun pada saat bersamaan, perkembangan ini juga mengubah lapangan pekerjaan dan kebutuhan kompetensi.

"Keberhasilan memanfaatkan perubahan teknologi di satu sisi akan menciptakan lapangan pekerjaan dan profesi baru, tetapi di sisi lain akan menggantikan dan mengubah banyak jenis pekerjaan," kata Nadiem.

Pentingnya Hard Skill dan Soft Skill

Nadiem Makarim menyatakan, dunia pendidikan khususnya vokasi harus menguasai keterampilan atau hard skill, tak lupa soft skill juga harus dimiliki.

Keduanya, kata Nadiem, sangat diperlukan bagi tenaga kerja Indonesia, agar mudah dilirik oleh dunia usaha dan dunia industri.

"Hard skill dibutuhkan dalam rangka beradaptasi terhadap teknologi, sedangkan soft skill untuk kemampuan kreativitas, kemampuan bernalar kritis, dan problem solving," ucap Nadiem.

Nadiem mengatakan, siswa di Indonesia juga harus bisa mampu beradaptasi, dengan begitu terbentuk sumber daya manusia (SDM) unggul.

Terlebih, kompetensi bisa diperoleh, apabila kemampuan adaptasi dan motivasi belajar sering ditumbuhkan oleh setiap siswa.

"Makanya pendidikan vokasi maupun pendidikan pada umumnya itu harus memanfaatkan teknologi, dan mampu beradaptasi di setiap perkembangan zaman," jelas dia.

Kemendikbud telah banyak lakukan transformasi

Di semua lini pendidikan, lanjut Nadiem, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga sudah melakukan transformasi.

Hal itu dilakukan demi menghadapi perubahan-prubahan di masa depan.

"Apabila sistem pendidikan kita tidak adaptif memasuki dunia yang banyak perubahan, siswa dan mahasiswa kita juga tidak adaptif, dan mereka bisa saja tenggelam pada saat perubahan itu terjadi," tegas dia.

Nadiem pun mengaku, mahasiswa di semua perguruan tinggi sudah diberi kesempatan untuk meningkatkan kompetensi lewat pengalaman di dunia kerja.

Dosen juga diperbolehkan untuk berani keluar kampus, agar bisa menyerap ilmu dari dunia usaha maupun industri.

"Kita juga ingin praktisi dari industri pergi ke dalam kampus untuk mengajar, dan berbagai macam program studi (Prodi) melakukan pernikahan massal dengan berbagai macam perusahaan-perusahaan yang world class dan juga organisasi-organisasi sosial," tutur Nadiem.

Semua ini, dia menegaskan, agar pendidikan mampu mengantarkan Indonesia ke arah yang lebih maju.

"Magang bukan hanya untuk SMK, tapi perguruan tinggi juga sudah bisa melakukan. Ini dilakukan agar terjadi link and match, antara dunia pendidikan dengan dunia industri dan dunia kerja," tukas Mendikbud.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto pernah menyampaikan, siswa di SMK harus ditanamkan soft skill, seperti kemampuan komunikasi, sikap, dan karakter baik oleh tenaga pendidik.

Dengan soft skill baik, Wikan meyakini para lulusan SMK nantinya akan mampu berkomunikasi dengan baik saat nantinya mereka menjadi wirausaha atau bekerja di dunia industri.

"Jadi disamping hard skill yang diajarkan kepada anak didik, soft skill lebih utama yang harus diajarkan tenaga pendidik ke anak didik," ujar Wikan.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Nadiem Makarim: Dalam Lima Tahun ke Depan 85 Juta Pekerjaan Akan Hilang dan di Kompas.com dengan judul "Mendikbud: Soft Skill dan Hard Skill Sama Pentingnya"

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved