Tuding JK Kendalikan KPK, Ketua KKSS Minta Danny Pomanto Cabut Kata-katanya
Ketua Umum BPP Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), Muchlis Patahna, merespon tegas video yang memfitnah Jusuf Kalla.
Penulis: Alfian | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Umum BPP Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), Muchlis Patahna, merespon tegas video yang memfitnah Ketua Kehormatan KKSS, Jusuf Kalla.
Video yang terselip rekaman suara perbincangan ini menunjukan Danny Pomanto menuding Jusuf Kalla mengendalikan KPK dan berada di balik penangkapan Edhy Prabowo.
"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Saya Muchlis Patahna Ketua Umum DPP KKSS menginformasikan kepada kita semua bahwa salah satu tujuan didirikan KKSS adalah untuk menjaga nilai-nilai budaya Sulawesi Selatan yaitu sipakatau sipakalebbi, menjaga kehormatan sipatuo sipatokkong. Olehnya itu, saya mengimbau kepada para tokoh jangan saling menyerang," ujar Muchlis Patahna, Minggu (6/12/2020).
Lebih lanjut Muchlis Patahna menyampaikan, ucapan Danny Pimsnto ini bisa berdampak pada disharmonis para tokoh-tokoh nasional.
"Salah satu video yang menyerang antara tokoh adalah video Danny Pomanto yang menyerang Pak JK soal penangkapan Edhy Prabowo, seolah-olah Pak JK yang merekayasanya," katanya.
"Sangat disayangkan, olehnya itu sebelum disharmoni antara masyarakat, sebelum masyarakat marah, KKSS marah, saya mohon dalam waktu yang sesingkat-singkatnya mencabut kata-kata Danny Pomanto," teganya.
Sebelumnya diberitakan, Juru bicara Jusuf Kalla, Husain Abdullah, angkat bicara terkait rekaman suara mirip Danny Pomanto yang menuding Wakil Presiden RI dua periode itu sebagai dalang dibalik penangkapan Edhy Prabowo atas kasus korupsi.
"Saya cuma mau bilang, salah apa Pak JK kepada Dany Pomanto, sehingga tega-teganya memfitnah seperti itu. Danny seperti tidak punya lagi sopan santun, sipakalebbi sedikit pun kepada sosok yang dihormati semua kalangan," terangnya.
Husain Abdullah bahkan menyinggung soal falsafah Bugis-Makassar terkait adat dan istiadat dalam menghormati orang tua.
"Saya yakin kalau orang Bugis-Makassar tidak gampang mengumbar fitnah seperti itu karena secara budaya dan agama tahu resikonya, bahwa fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan," sambungnya.
Lebih lanjut, Husain Abdullah menerangkan bahwa selama ini apalagi pasca tak lagi menjabat wakil Presiden, JK lebih banyak sibuk dengan aktivitas sosial.
Sehingga untuk urusan mengusik orang lain termasuk Danny Pomanto, menurutnya adalah sesuatu yang tidak masuk akal.
Atas kejadian ini Husain Abdullah menegaskan, jika Danny Pomanto bakal berhadapan dengan hukum.
"Danny tentu akan berhadapan dengan hukum. Apalagi melibatkan KPK, sehingga KPK pun perlu mengklarifikasi dan membersihkan dirinya dari tuduhan Danny Pomanto," tegasnya.
Baginya masalah yang dimunculkan Danny, menyangkut fitnah kepada JK bahkan Anies Baswedan dan juga sangat merendahkan KPK yang prestasinya menangkap Menteri KKP justru dipandang sebagai angin segar bagi penegakan hukum di Indonesia.