Debat Pilwali Makassar
Irman Yasin Limpo Beberkan Artificial Intelegensi Tangani Covid-19, Begini Respon Tiga Paslon Lain
Calon Wali Kota Makassar Irman Yasin Limpo mendapat kesempatan pertama menyampaikan kebijakan soal penanganan Covid-19 dalam debat publik ketiga
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Calon Wali Kota Makassar Irman Yasin Limpo mendapat kesempatan pertama menyampaikan kebijakan soal penanganan Covid-19 dalam debat publik ketiga, Jumat (4/12/2020) pagi.
Panelis Prof Idrus Paturusi menyakan kebijakan paslon nomor 4 mengenai solusi cerdas untuk diterapkan atas pandemi Covid-19.
Prof Idrus menyebutkan data jumlah dokter dan perawat yang telah gugur dalam perang terhadap virus Corona.
Menanggapi hal tersebut, None menjelaskan tiga fase selama pandemi Covid-19 ini. Fase itu disebutkan jadi pembelajaran bagi masyarakat.
Fase pertama, kata None, adalah ketakutan warga terhadap Covid-19. Semua informasi dikonsumsi publik tanpa penyaringan.
"Kemudian fase kita belajar, bisa pisahkan mana informasi baik dan informasi sampah, kita sudah prioritaskan mana harus ke rumah sakit mana cukup isolasi mandiri," papar None.
Dari ketiga fase itu, None ingin munculkan program bagaimana penerapan artifisial Intelegensi dalam penanganan covid-19. Wujudnya dengan aplikasi gawai.
"Dekat satu meter bunyi sendiri hp, itu jadi bagian tidak terpisahkan. Kenapa karena ini tinggal kesadaran, tinggal edukasi masyarakat tingkat RT untuk peka pada covid-19," ujarnya.
Mendengar jawaban None, Danny Pomanto memberikan tanggapan dengan membandingkan dengan program yang dicanangkan Adama.
Danny mencanangkan program program gerakan masyarakat peningaktan imun dan ekonomi.
Menurutnya, masa pandmei 9 bulan tidak cukup hanya dengan protokol kesehatan 3 M dan 3 T.
"Lebih utama kesadaran dan preventif karena kita tahu harus dimulai dari skip terkecil dari lorong mendeteksi lebih dini," ucap Danny.
Sementara pasangan Appi-Rahman menanggapi dengan pertanyaan dari masa pandemi harus dimulai untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat.
Sementara pasangan Deng Ical-dr Fadli Ananda menanggapi bahwa masyarakat tidak boleh mencari sendiri apa harus dilakukan di tengah pendemi.
"Pemerintah harus siapkan program terpadu, bagian terpenting dari masyarakat," kata Deng Ical.
Laporan Kontributor TribunMakassar.com @bungari95