Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Inseminasi Buatan

Program IB Plus yang Dicanangkan ASA Tingkatkan Kesejahteraan Peternak Sapi Sinjai

Ternak sapi di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan menjadi investasi yang cukup menjanjikan di daerah tersebut. 

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Hasriyani Latif
ist
Peternak di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan memberikan penanda ke ternak sapinya. 

TRIBUNSINJAI.COM, SINJAI UTARA - Ternak sapi di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan menjadi investasi yang cukup menjanjikan di daerah tersebut. 

Pasalnya, ternak tersebut dinilai cepat menghasilkan uang dibandingkan usaha pertanian peternakan lainnya di Kabupaten Sinjai saat ini. 

Sejumlah kebutuhan masyarakat di Sinjai terpenuhi dari hasil jual sapi. Mulai dari kebutuhan sehari-hari, bangun rumah, kuliahkan anak, hingga dijadikan uang panaik. 

Melihat geliat peternakan sapi oleh masyarakat Sinjai yang cukup meningkat, Bupati Sinjai Andi Seto Asapa (ASA) menghadirkan program untuk menambah semangat dan penghasilan peternak dari hasil usaha sapi potong.

Ia menggenjot program gemilang di sektor peternakan. Dalam dua tahun terakhir, sekitar 13 ribu ekor sapi telah mengikuti progam Inseminasi Buatan (IB).

Pemkab Sinjai melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) setempat menjalankan program Inseminasi Buatan Plus.

Program ini merupakan metode pengembangbiakan ternak sapi dengan cara memasukkan sperma ke dalam saluran kelamin sapi betina.

Sehingga pedet atau anak sapi yang dihasilkan bukan lagi sapi lokal. Melainkan pedet yang lebih berkualitas, seperti sapi jenis limosin dan simental.

Pada tahun 2019, jumlah sapi yang diinseminasi buatan mencapai 6.000 ekor. Sementara tahun ini sudah tembus 7.000 ekor sapi.

"Pak ASA hadir dengan memberikan program IB ke sapi-sapi peternak, dengan tujuan agar pendapatan peternak dari jual sapi bisa lebih meningkat. Saat ini sudah 13 ribu ekor sapi dimasukkan IB," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Sinjai, Aminuddin Zainuddin, Senin (30/11/2020).

Selain itu, program IB-Plus juga didukung asuransi ternak sapi. Hal itu dilakukan agar peternak tidak khawatir apabila ternaknya mati akibat melahirkan. 

Termasuk jika sapi mereka hilang. Pihak asuransi akan membayar klaim untuk mengurangi risiko kerugian peternak.

"Peternak juga tidak dibebani membayar premi karena sudah disubsidi oleh pemerintah Ddaerah, artinya asuransi ini gratis untuk peternak," bebernya.

Dua tahun berjalan, program IB plus terbukti mendongkrak populasi sapi di Sinjai.

Saat ini, jumlah sapi potong sudah mencapai 145 ribu ekor, mengalami kenaikan 28 persen dibanding tahun lalu, yakni 105 ribu ekor.

Sekadar diketahui harga sapi IB untuk bibit Rp 15 juta per ekor dan sapi siap potong Rp 25 juta- Rp 40 juta per ekor. 

Oleh karena itu, ASA optimis bisa menjadikan Sinjai sebagai sentra peternakan di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Untuk mendukung gagasan cemerlang itu, ASA telah menetapkan empat kecamatan sebagai kawasan peternakan sapi potong.

Yaitu, Kecamatan Tellu Limpoe, Sinjai Timur, Sinjai Borong, dan Kecamatan Sinjai Selatan.

ASA juga telah merencanakan pembangunan rumah pemotongan hewan berstandar internasional dan sentra pengolahan daging di Desa Alenangka, Kecamatan Sinjai Selatan. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved