Debat Pilkada Makassar
Tema Pelayanan Publik, Danny Singgung Bahaya Nepotisme Hingga Jauhi Conflict of Interest
Calon wali kota berlatar belakang arsitek itu mengaku paling menghindari konflik kepentingan tersebut.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pasangan calon nomor urut 1, Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi saling berganti menjawab pertanyaan baik dari panelis, maupun paslon lainnya pada debat publik kedua Pilwali Makassar, Selasa (24/11/2020) malam.
Menyangkut tema reformasi birokrasi, seluruh pertanyaan dijawab paslon Adama.
Salah satunya pertanyaan panelis mengenai memberantas praktik nepotisme.
Danny Pomanto menyebut, dirinya tak punya beban sama sekali bersama Fatma. Sebab, paslon nomor urut satu itu maju bertarung di Pilkada Makassar 2020 tanpa dekkeng.
"Untuk melakukan reformasi birokrasi yang pertama harus dilakukan adalah menghindari nepotisme. Conflict of interest itu lahir karena dimulai dari pemimpinnya sendiri. Melibatkan keluarga, teman dan lain-lain sejak awal (pencalonan)," kata Danny.
Calon wali kota berlatar belakang arsitek itu mengaku paling menghindari konflik kepentingan tersebut.
Oleh karena, Danny sama sekali tak melibatkan keluarga dan kerabatnya dalam struktur pemerintahan Kota Makassar saat menjabat di periode 2014-2019 silam.
"Kami membuat sistem pemerintahan yang transparan. Saya tak membawa bisnis saya untuk masuk ke Makassar karena saya tidak ingin ada conflict of interest," ujar Danny.
Keberhasilan Danny mewujudkan sistem pemerintahan yang transparan itu diganjar dengan penghargaan Open Gov Leadership dari pemerintah Singapura pada 2017 dan 2018 silam.
"Itu adalah bukti nyata bahwa kami sudah berkomitmen melakukan reformasi birokrasi sejak dulu," kata Danny.