Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Anies Baswedan

Isi Buku How Democracies Die, Viral di Media Sosial Gegara Dibaca Anies Baswedan

Inilah isi buku berjudul How Democracies Die. Buku ini viral media sosial karena dibaca Gubernur Anies Baswedan.  Sang Gubernur bikin heboh Fotonya v

Editor: Rasni
Tribun Timur / Rasni Gani
Isi Buku How Democracies Die, Viral di Media Sosial Gegara Dibaca Anies Baswedan 

Perjalanan politik

Dilansir dari The Guardian, 24 Januari 2018, berdasarkan ulasan yang ditulis oleh David Runciman, How Democracies Die merangkum perjalanan politik otoriter di berbagai penjuru dunia, dan menemukan pola serupa yang terus berulang.

Para penguasa abad ke-21 tidak melenyapkan konstitusi dan menggantinya dengan tank di jalanan.

Mereka berbasa-basi kepada konstitusi sambil bersikap seolah-olah hal itu tidak ada.

Hal itu bisa dilihat, salah satunya, pada cara Vladimir Putin, presiden Rusia, secara legal menukar peran antara Presiden dengan Perdana Menteri, dan dengan demikian tetap taat pada konstitusi, sekaligus mempecundanginya.

Praktik serupa juga bisa dilihat pada cara Reccep Tayip Erdogan mempertahankan kekuasaannya di Turki, juga Viktor Orban di Hungaria, Nicolas Maduro di Venezuela, dan Narendra Modi di India.

Para penguasa itu memiliki pola yang sama, yakni mereka semua menjatuhkan lawan mereka sebagai kriminal, menunjukkan penghinaan terang-terangan atas kritik di media, memicu teori konspirasi tentang gerakan oposisi, dan mempertanyakan keabsahan suara yang menentang mereka.

Baca juga: 5 Pemancing Terombang-ambing di Teluk Bone, Malam-malam Dievakuasi Basarnas Palopo

Catatan sejarah

How Democracies Die, memberikan panduan berdasarkan catatan sejarah, tentang cara mempertahankan norma-norma demokrasi ketika ia berada di bawah ancaman, dan menunjukkan bahwa ancama itu bisa dilawan.

Seperti yang terjadi di Belgia pada tahun 1930-an, partai-partai arus utama dapat bersekutu melawan otoritarianisme.

Ketika itu, fasisme di Belgia berhasil dikalahkan berkat kesediaan partai Katolik sayap kanan untuk bergabung dengan kaum liberal.

Sementara itu, sejak Perang Dunia II berakhir, partai-partai sayap kiri dan kanan di Jerman telah menunjukkan kesiapan untuk bekerja sama daripada membiarkan ekstremisme mendapatkan pijakan dalam pemerintahan.

Di Chile, rezim otoriter Augusto Pinochet akhirnya dikalahkan pada 1989 oleh aliansi Demokrat Kristen dan Sosialis, yang bersama-sama berkomitmen untuk memelihara demokrasi.

Dengan demikian, keberlangsungan demokrasi membutuhkan politisi yang ingin menempatkan stabilitas jangka panjang di atas keuntungan jangka pendek.

Selain juga siap untuk mengakui bahwa akan selalu ada konsekuensi yang harus diterima dari sebuah tindakan yang telah diputuskan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai Anies Baca Buku How Democracies Die, Buku Tentang Apa Itu?"

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved