Timor Leste
Pante Macassar Saksi Sejarah Lahirnya Timor Leste, Daerah Kecil dan Terjepit Indonesia, Ini Kisahnya
Kini Terkurung Wilayah Indonesia, Tempat Ini Merupakan Saksi Sejarah Timor Leste, Di Sinilah Bangsa Portugis Pertama Menginjakkan Kakinya dan Menjajah
TRIBUN-TIMUR.COM - Portugis Pertama Kali Mendarat dan menjajah Timor Leste di wilayah kecil ini.
Namanya Pante Macassar, ibukota dari Oecusse. Tempat ini Saksi Sejarah Lahirnya Timor Leste, Begini Kisahnya?
Baca juga: Tak Heran Timor Leste Negara Termiskin di Dunia, Belum Dilantik 8 Calon Menteri Terseret Korupsi
Baca juga: Saat Timor Leste Memaksa Merdeka, Eurico Guterres Tetap Pro NKRI, Tiba-tiba Minta Ini ke Indonesia?
Tempat ini menjadi saksi sejarah Timor Leste, tempat di mana Bangsa Portugis pertama menginjakkan kakinya di Pulau Timor.
Bangsa Portugis merupakan salah satu yang dikenal sebagai penjajah Bumi Lorosae.
Bahkan, pendudukan oleh Bangsa Portugis berlangsung selama ratusan tahun.

Sebelum menjadi bagian dari Indonesia melalui invasi pada 7 Desember 1975, wilayah Timor Leste lebih dulu menjadi tanah jajahan bangsa Portugis, bahkan juga Jepang.
Bangsa Portugis pertama datang ke Timor Leste pada abad ke-16 atau sekitar tahun 1520.
Tempat mereka mendarat di Pulau Timor itu, kini termasuk dalam wilayah Timor Leste, namun memiliki keunikan tersendiri.
Baca juga: Kerap Dicueki, Apa Garis Tangan Kamu Membentuk Huruf M? Apa Ada Artinya Tanda Itu dari Pemiliknya?
Baca juga: Pria Ini Pilih Jadi Gelandangan, Tinggalkan Kerja Kantoran Gaji Tinggi, Ngaku Bahagia Tidur di Jalan
Tempat itu bernama Oecusse, nama kota yang dibaca 'Okusi' ini memang merupakan bagian negara Timor Leste,
Namun rupanya ia berlokasi di sebuah enclave yang terpisah dari bagian Timor Leste lainnya.
Bahkan Oecusse berada di tengah wilayah Indonesia, yaitu dikelilingi wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT ).

Jika kita berada di Dili, ibu kota Timor Leste, untuk mencapai Oecusse dengan jalur darat, kita harus melalui wilayah Indonesia.
Bisa juga kita menuju Oecusse tanpa melalui wilayah daratan Indonesia yaitu dengan kapal feri dari Dili.
Sementara itu, jika menuju Oecusse, maka beberapa kota akan dilewati, seperti Tibar, Liquiça, Maubara, Loes, dan Batugade.
Setelah Batugade, kita masuk wilayah Indonesia melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Mota’ain, dikutip dari Kompas.com.
Dari Mota’ain terdapat 2 opsi, apakah langsung menuju PLBN Wini melalui Atapupu atau singgah di Atambua.
Ya, Oecusse adalah tempat di mana bangsa Portugis pertama mendarat di Pulau Timor dan kini menjadi daerah yang memiliki potensi wisata unggul.
Melansir Pos Kupang (26/7/2020), Bupati Belu Willybrodus Lay menilai District Oecusse mengalami perubahan yang luar biasa dalam bidang pembangunan infrastruktur.
Perubahan di bidang infrastruktur ini tentu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Oecusse dari waktu ke waktu.
Penilaian yang sama diutarakan Duta Besar Besar RI untuk Timor Leste, Sahat Sitorus.
Menurut Sitorus, Oecusse memiliki potensi ekowisata yang unggul. Keindahan alam dan pantainya sangat menakjubkan.
Selain itu, konektivitas lintas negara sudah semakin bagus karena sudah dibangun bandara yang sangat besar.
Ke depan, Oecusse akan menjadi daerah tujuan wisata dari negara lain termasuk Indonesia.
Di masa Alkatari, pemerintah Timor Leste terus membangun Oecusse dari berbagai aspek sehingga secara berlahan-lahan mengalami perubahan. (*)
Asal Pante Macassar
Dikutip dari wikipedia, Pante Makasar (juga dikenal dengan nama Pante Macassar) adalah sebuah kota di pantai utara Timor Leste, 281 km di sebelah barat Dili, ibu kota negara itu.
Penduduknya 4.730 orang (tahun 2006). Kota ini adalah ibu kota eksklave Oecussi-Ambeno.
Nama "Pante Makasar," menunjuk kepada perdagangan pada masa lampau yang terjadi dengan Makassar di Sulawesi.
Di kalangan masyarakat setempat, Pante Makasar juga dikenal sebagai "Oecussi," yang secara harfiah berarti "meriam air".
Nama ini dulunya adalah nama salah satu dari dua kerajaan. Yang lainnya adalah Ambeno.
Pada masa kolonial Portugis, kota ini juga dikenal dengan nama Vila Taveiro.
Lifau, di pinggiran kota yang sekarang, dulunya adalah tempat orang-orang Portugis pertama kali mendarat di Timor dan merupakan ibu kota pertama Timor Portugis.
Kota ini tetap menjadi ibu kota hingga 1767, dan setelah itu dipindahkan ke Dili karena terus-menerus mendapat serangan Belanda.
Karena jaraknya jauh dari daerah-daerah lain di Timor Leste, Oecussi-Ambeno, dan khususnya Pante Makasar, menjadi wilayah pertama yang diduduki oleh Indonesia pada 29 November 1975.
Pada 1999, dalam kerusuhan yang terjadi setelah referendum kemerdekaan, Pante Makasar mengalami kehancuran dahsyat.
Kota ini dihancurkan dari para milisi pro-integrasi Indonesia, yang didukung oleh tentara Indonesia.
Namun tumbalnya, sejumlah 65 orang pendukung kemerdekaan digantung, dan 90% bangunan di sana dibakar habis.
Kini, kota itu hanya mempunyai beberapa puluh rumah di tepi pantai yang jernih airnya dan dikelilingi pohon-pohon kelapa.
Televisi ataupun bank tidak ada, dan kejahatan praktis tidak dikenal.
Satu-satunya stasiun radio yang ada di sana hanya sesekali mengadakan siaran karena pemancarnya sudah tua dan listrik dibatasi hanya lima jam setiap malamnya.
Dua kali seminggu isolasi kota ini dipecahkan ketika sebuah feri dari Dili tiba, setelah menempuh perjalanan selama 12 jam. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari-online.com dengan Judul "Kini Terkurung Wilayah Indonesia, Tempat Ini Merupakan Saksi Sejarah Timor Leste, Di Sinilah Bangsa Portugis Pertama Menginjakkan Kakinya Menjajah Bumi Lorosae