Alasan Bawahan Anies Tak Bubarkan Paksa Acara Habib Rizieq Shihab, Meski Tahu Melanggar & Hadir
Di acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar Sabtu (14/11/2020) di Tebet kemarin itu, diketahui Ahmad Riza Patria juga hadir.
TRIBUN-TIMUR.COM - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria hadir dalam program Mata Najwa yang dipandu Najwa Shihab tadi malam di Trans 7, Rabu (18/11/2020).
Ahmad Riza pun langsung dicecar Najwa Shihab terkait alasan kenapa seolah-olah membiarkan acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar FPI dan sekaligus Acara Pernikahan anak dari Habib Rizieq Shihab, sampai ramai dihadiri anggota FPI di Petamburan, Jakarta Pusat.
Padahal ditahu bersama jika saat ini pemerintah sedang ketat menggalakkan agar mengedepankan protokol kesehatan, sehingga melarang adanya acara yang mengundang kerumunan.
Pembelaan Ahmad Riza Patria disitu, mengatakan jika sebelumnya pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah mengeluarkan surat edaran terkait peraturan yang harus ditaati peserta yang hadir di acara tersebut.
Ahmad Riza pun membeberkan isi pesan WhatsApp dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait acara Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab.
Seperti yang diketahui acara yang digelar pihak Habib Rizieq menjadi sorotan lantaran menimbulkan kerumunan dan melanggar protokol kesehatan.
Pemprov DKI selaku pemegang kekuasaan dianggap membiarkan dan tidak mampu menegakkan aturan protokol kesehatan untuk acara Habib Rizieq tersebut.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga sudah memenuhi panggilan dari Polda Metro Jaya terkait kasus tersebut.
Dilansir dari tayangan Mata Najwa semalam, Ahmad Riza sampai memperlihatkan ada 4 poin yang intinya jika Pemprov DKI Jakarta memang mengizinkan penyelenggaraan acara tersebut, namun Anies Baswedan meminta supaya para wali kota tetap menggalakkan kampanye protokol kesehatan Covid-19 dalam acara pernikahan putri Habib Rizieq.
Isinya seperti ini
"Kepada Walikota:
1. Koordinasikan dan kerahkan petugas dengan jumlah yang banyak untuk membawa poster, spanduk, dll. Isinya peringatakan protokol kesehatan.
2. Tidak ada penyediaan fasilitas dan peralatan dari Pemprov yang justru mendukung pengumpulan massa dan kerumunan.
3. Komunikasi terus menerus dengan penyelenggara acara untuk mengurangi dan tidak mengundang kerumunan dan untuk selalu mengingatkan dan menegur warga yang tidak menerapkan protokol kesehatan.
4. Ingatkan warga yang hadir untuk tidak berlama-lama di tempat acara, tapi selalu bergerak. Lakukan penggebahan secara simpatik pada kerumunan, berkoordinasi dengan penyelenggara.