Ramos Horta
Ramos Horta Dituduh Antek Indonesia Saat Timor Leste Merdeka, Divonis Hukuman Mati, Sembunyi di Sini
Dituduh Antek Indonesia hingga Dijatuhi Hukuman Mati, Horta Berhutang Nyawa pada Mozambik, Negara Afrika Tempat Berlindung Buangan Timor Leste
Meski terpisah cukup jauh, Timor Leste dan Mozambik memiliki sejarah yang akrab, bertindak sebagai inkubator gerakan kemerdekaan Timor.
Secara garis besar, hubungan keduanya terjadi karena nasib yang sama-sama buangan dari Timor Leste, dan juga orang-orang Timor yang dibuang ke Mozambik.
Setelah invasi Indonesia, para buangan Fretilin menemukan perlindungan di Mozambik.
Dengan negara Afrika menyediakan akomodasi bagi delegasi dan mengakui mereka sebagai perwakilan resmi Timor Lorosae.
Status yang juga memberi mereka ekstrateritorialitas di dalam markas besar Fretilin, yang pada dasarnya mengubah gedung tersebut menjadi kedutaan.
Mozambik juga menawarkan beasiswa kepada setiap warga negara Timor yang memenuhi syarat untuk diterima, dengan banyak pemimpin masa depan Timor Leste belajar di universitas-universitas Mozambik.
Alkatiri belajar hukum dan ekonomi di Universitas Eduardo Mondlane, belajar tentang organisasi internasional.
Dan mempelajari bagaimana menghindari jatuh ke dalam jenis perangkap yang ditemui Mozambik pasca- kemerdekaan.
Orang buangan terkemuka lainnya termasuk Francisco Gutteres dan Ana Pessoa Pinto, calon jaksa penuntut umum dan menteri untuk administrasi negara dan internal.
Selama berada di Mozambik Ana bergabung dengan Noemra Francisco (Mahkamah Agung Mozambik) dalam mendirikan proyek penelitian Wanita dan Hukum di Afrika Selatan.
Serta menikahi Jose Ramos Horta: putra mereka Loro lahir di pengasingan di Mozambik.
Bersamaan dengan pernikahan dan putranya ini, Horta juga berhutang nyawa pada Mozambik.
Karena para pejabat dari negara Afrika menyelamatkannya dari eksekusi selama pembersihan internal pada tahun 1980.
Setelah invasi Indonesia, elemen-elemen Fretilin menjadi semakin radikal, menekankan interpretasi fundamentalis terhadap Marxis-Leninisme.
Pada pertengahan 1977 seruan untuk revolusi rakyat di sepanjang garis Mao dimulai.