Unsulbar
Tim Pengabdi PPDM Unsulbar Bina Ekowisata Hutan Bambu Alu
Universitas Sulawesi Barat atau Unsulbar membuat terobosan untuk peningkatan ekonomi masyarakat lewat Program Pengabdian Desa Mitra (PPDM).
Penulis: Hasan Basri | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAJENE --Universitas Sulawesi Barat atau Unsulbar membuat terobosan untuk peningkatan ekonomi masyarakat lewat Program Pengabdian Desa Mitra (PPDM).
Tim Pengabdi Unsulbar menjadikan Hutan Bambu Alu Desa Alu Kecamatan Alu Kabupaten Polewali Mandar, sebagai ekowisata berbasis budidaya dan kerajinan bambu.
"Memperkenalkan Hutan Bambu Alu sebagai ikon Desa Alu dan menjadikan produk bambu semakin dikenal sehingga bisa menambah pendapatan pengrajin dan masyarakat sekitar," kata
Ketua Tim Pengabdi PPDM Unsulbar, Sitti Hadijah.
Hal itu dikemukakan Sittu Hadijah lewat penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Ketua LPPM dan PM Unsulbar, Enny Radjab dengan Pemerintah Desa Alu sebagai desa binaan.
Dalam program ini, Unsulbar bersinergi dengan Pemerintah Desa Alu dan dua mitra kelompok pengrajin setempat yakni Pengrajin Uwai Manurung dan Komunitas Pemuda Alu.
Pihaknya telah membangun sejumlah sarana dalam mengembangkan Ekowisata Hutan Bambu Alu.
Seperti musala, ruang pertemuan, laboratorium bambu sederhana, tempat wudu, kamar mandi serta sejumlah spot foto.
Sejumlah peralatan kemah, alat mancing dan sarana air bersih juga telah disediakan.
"Listrik sudah bisa diakses langsung di Hutan Bambu Alu yang sebelumnya tidak bisa diakses," Ujar Sitti Hadijah.
Menurutnya, hutan Bambu Alu sangat cocok dijadikan tujuan berwisata dengan berkemah dengan udara yang sejuk.
Aliran Sungai Mandar yang mengelilingi ekowisata ini jadi menambah daya tarik Ekowisata Hutan Bambu Alu.
Sitti Hadijah berharap agar pengabdian dalam pengembangan ekowisata untuk peningkatan ekonomi masyarakat berkelanjutan.
Sinergitas antara Pemerintah Desa, Kecamatan, Kabupaten hingga Provinsi diharapkan terus terjalin dengan baik dalam program pengadian ini.
Seorang budayawan, Muhammad Ishaq menyambut baik program pengabdian dengan pengembangan ekowisata Hutan Bambu Alu.
Menurutnya, Hutan Bambu Alu seluas 20 hektar ini punya potensi besar dalam pengembangan wisata dan kaya akan nilai sejarah.