Tribun Bantaeng
Bencana Angin Puting Beliung, Warga Biangloe Bantaeng Berharap Bantuan Perbaikan Rumah
Bencana itu tepatnya terjadi di Desa Biangloe, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng, pada Selasa, (27/10/2020).
Penulis: Achmad Nasution | Editor: Sudirman
TRIBUNBANTAENG.COM, BANTAENG - Bencana angin puting beliung sempat terjadi di Kabupaten Banteng, Sulawesi-selatan, yang mengakibatkan 13 rumah warga rusak.
Bencana itu tepatnya terjadi di Desa Biangloe, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng, pada Selasa, (27/10/2020).
Dari 13, 4 rumah mengalami kerusakan parah yang membutuhkan bantuan dari pemerintah Kabupaten Bantaeng.
Salah satunya rumah milik Rasido, yang sebagian besar atap rumahnya terlepas dan rusak akibat angin kencang.
Rumah itu hanya ditinggali oleh istrinya yaitu, Imma, karena saat ini Rasido sedang bekerja di Kalimantan.
Imma mengatakan, kondisi rumahnya tak bisa di tinggali untuk sementara waktu, sehingga saat ini dia numpang di rumah tetangganya.
"Sekarang saya numpang di rumah tetangga pas samping rumah karena atap sudah terlepas karena angin," kata Imma, saat ditemui TribunBantaeng.com, Jumat, (6/11/2020).
Akibat angin kencang yang merusak rumahnya, dia memperkirakan mengalami kerugian sebanyak 40 juta.
Sebab, tak hanya atap yang rusak sebagian besar kabel listrik yang terpasang juga rusak.
Dan lantai rumahnya saat ini sudah mulai rusak akibat air hujan, karena atap yang diterjang angin tak bisa lagi dipasang kembali.
"Sekitar Rp 40 juta kerugian. Atap dengan kabel sama lantai mau diperbaiki kembali karena tidak ada atap jadi rusak akibat hujan," ujarnya.
Olehnya itu, Imma sangat berharap kepada pemerintah Kabupaten Bantaeng, agar memberikan bantuan perbaikan rumah.
"Harapnku bagaimana supaya bisa diperhatikan karena saya menumpang sekarang, ada janji dari pemerintah tapi disuruh menunggu saja belum pasti bantuannya," jelasnya.
Diketahui, rumah yang rusak adalah masing-masing milik dari warga yakni, Sabolla (rusak parah), Rasido (rusak parah), Saharing (rusak parah), Sanoddin (rusak parah), Saing, Halima, Santi, Tuha, Bakri, Sano, Haneng, Sangkala, dan Baya.
Laporan wartawan TribunBantaeng.com, Achmad Nasution