Pilpres AS
Pilpres AS Fokus ke Donald Trump vs Joe Biden, Tapi Bukan Mereka Ditakuti China, Ini Capres 2024?
Bukan Donald Trump Apalagi Joe Biden, Inilah Orang Amerika yang Dianggap Paling Berbahaya Bagi China, Makin Bahaya Jika Jadi Calon Presiden
TRIBUN-TIMUR.COM - Pemilihan Presiden atau Pilpres AS saat ini Fokus ke Donald Trump dan Joe Biden.
Namun sejatinya Bukan Mereka berdua yang Ditakuti China, tapi sosok ini yang bakal jadi Capres 2024?
Baca juga: Biden Unggul Sementara, Perdana Menteri Slovenia Justru Ucapkan Selamat ke Trump
Baca juga: Pemilihan Presiden AS, Donald Trump Diprediksi Menang Telak, Joe Biden Kuasai Polling, Siapa Unggul?
Saat ini Donald Trump mungkin dianggap menyusahkan China, namun nyatanya China merasa kebijakannya masih dinilai wajar.
Semenatara itu, saat ini Amerika tengah dalam proses transisi kepemimpinan, karena pemilu presiden tengah digelar.
Kandidatnya yang akan menjadi Presidn Amerika adalah Joe Biden dan Donald Trump.

Entah Donald Trump ataupun Joe Biden, keduanya akan memberikan dampak besar pada kebijakan Amerika.
Tentu saja hal ini akan berpengaruh terhadap musuh bebuyutan mereka yaitu China.
Menukil 24h.com.vn, pada Senin (02/11/20), entah Donald Trump ataupun Joe Biden, yang bakal menjabat Beijing tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya.
Baca juga: 24 Jam Usai Ijab, Pengantin Wanita Ini Lapor Polisi, Saat Akan Diajak Malam Pertama, Kenapa Bisa?
Baca juga: Bukan Perampok Pelakunya,Siti Nur Surya Dibunuh Teman Cewek yang Sering Dia Ejek Jelek, Sadis Sekali
Tentu saja, sikap Amerika yang dipandang Anti-China tidak akan berubah dan tampaknya akan sama saja.
Namun, bukan Joe Bidan ataupun Donald Trump yang dianggap membahayan China,
tetapi sosok yang diperkirakan akan mencalon diri sebagai Presiden AS 2024 ini yang dipandang berbahaya.

Menurut South China Morning Post, para pemimpin China mempertimbangkan jauh ke depan,
mimpi buruk China ini mungkin akan mencalonkan diri menjadi presiden tahun 2024.
Mike Pompeo
Sosok yang dimaksud tersebut, ternyata adalah Mike Pompeo.