Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Warga Sebut Tiga Bangunan Miliaran di Maros Tak Terurus di Akhir Periode Hatta Rahman,Termasuk Hotel

Warga Sebut Tiga Bangunan Miliaran Maros Tak Terurus di Akhir Periode Hatta Rahman, Termasuk Hotel

Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Ansar
TribunTimur.com/Ikhsan
Seorang warga menunjukkan kondisi Hotel PTB yang berada di kawasan kuliner Pantai Tak Berombak Maros 

TRIBUN-TIMUR.COM - Warga Sebut Tiga Bangunan Miliaran Maros Tak Terurus di Akhir Periode Hatta Rahman, Termasuk Hotel.

Tiga bangunan milik Pemkab Maros mendapat sorotan dari kalangan warga.

Pasalnya, bangunan tersebut dinilai mubazir dan buang-buang anggaran saja.

Sejak dibangun beberapa tahun terkahir bangunan yang disoroti belum pernah difungsikan sesaui peruntukannya.

Tiga bangunan di antaranya yakni, Hotel PTB yang berada di kawasan kuliner Maros.

Gedung Trauma Centre Jl Jembatan Tua, Lingkungan Tete Batu, Kelurahan Bontoa, Kecamatan Mandai dan pusat Oleh-oleh di Jl Jenderal Sudirman, Buttatoa, Kecamatan Turikale.

Hal itu dikatakan oleh seorang warga, Hamzan.

Gedung Trauma Centre Jl Jembatan Tua, Lingkungan Tete Batu, Kelurahan Bontoa, Kecamatan Mandai
Gedung Trauma Centre Jl Jembatan Tua, Lingkungan Tete Batu, Kelurahan Bontoa, Kecamatan Mandai (TribunTimur.com/Ikhsan)

"Ada tiga bangunan besar yang berada di daerah kota, kondisinya terbengkalai. Tidak pernah difungsikan dengan maksimal," katanya.

Hamzan menyebut sebelum jadi hotel, bangunan di pusat kota Maros adalah gedung putih dan diperuntukkan kepada pedagang kuliner.

Namun sebelum di tempati, gedung kuliner itu disulap lagi jadi hotel.

Beberapa tahun terakhir, hotel tidak pernah difungsikan, padahal sudah beberapa kali renovasi.

"Yang pertama Hotel PTB itu. Dulunya bangunan khusus kuliner, tapi direnovasi dan dijadikan hotel. Hotel yang tidak terurus," katanya.

Hamzan mengaku telah berusaha untuk masuk ke hotel, tapi kondisi pintu sedang tergembok.

Tidak ada aktivitas perhotelan d hotel PTB tersebut. Kondisi sepi.

Hamzan juga mempertanyakan pengelolaan hotel itu. Pasalnya, instansi yang mengelola tidak jelas.

"Saya sudah tanya ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, katanya bukan dia yang urus. Lalu siapa bertanggungjawab," ujarnya.

Sementara bangunan Trauma Centre, kondisi gedung juga tidak terurus. Tak ada aktivitas di gedung tersebut.

Tak satupun petugas yang berada di gedung itu untuk melayani warga.

"Hampir setiap hari yang melintas di depan gedung trauma Centre, tapi saya tidak pernah lihat ada orang," lanjut dia.

Sejak bangunan itu rampung tahun lalu, tidak ada lagi orang yang berada di gedung.

Sementara untuk bangunan ketiga yakni Gedung Oleh-oleh.

Gedung tersebut dibangun beberapa tahun lalu, namun belum pernah difungsikan sebagaimana mestinya.

Berdasarkan namanya, gedung tersebut harusnya digunakan untuk memasarkan ole-ole khas Maros.

Jika hal itu dilakukan Pemkab, maka UMKM atau usaha rumahan bisa berjalan maksimal.

"Apalagi itu gedung berada di pinggir jalan dan parkiran yang luas. Tapi kenapa dibiarkan terbengkalai," ujarnya.

Hal yang sama dikatakan oleh Ketua LSM Sorot Maros, Ismar.

Ismar menyebut, tiga gedung dengan anggaran miliaran rupiah tersebut menjadi sampel buruk diakhir periode Hatta Rahman sebagai Bupati Maros.

"Bayangkan, gedung di pusat keramaian saja dibiarkan terbengkalai. Bagaimana dengan kondisi bangunan di daeah pedalaman," ujarnya.

Terbengkalalinya bangunan tersebut bisa menjadi citra buruk diakhir periode Hatta Rahman.

"Kami minta pak bupati turun langsung memantau bangunan di Maros. Jangan sampai banyak anak buahnya yang member laporan palsu," katanya.

Ismar mempertanyakan azas manfaat pembangunan gedung yang terkesan buang-bung anggaran saja.

"Ada yang bisa jelaskan, apa manfaatnya gedung-gedung itu. Kalau menurut saya, hanya buang anggaran saja," ujarnya.

Sementara Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkab Maros, Darmawati dikonfirmasi belum merespon.

Dua kali penulis mengonfirmasi Darmawati terkait hal tersebut, namun belum direspon.

Konfirmasi pertama Senin 2 Oktober 2020, pukul 17.07 wita. Namun tidak ditanggapi hingga Selasa 3 Oktober, pagi.

Konfirmasi kedua Selasa hari ini, pukul 8.29 Wita, tapi juga belum direspon.

Pesan WhatasApp yang dikirim, telah dibaca Darmawati, namun tetap saja tidak dijawab.

Sekadar diketahui, Bupati Maros Hatta Rahman sulit dikonfirmasi. Nomor ponselnya tidak beredar seperti kepala daerah pada umumnya.

Tribun-maros.com masih terus berusaha mendapatkan konfirmasi Hatta Rahman yang merupakan Bupati Maros dua periode itu. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved