Intip Sudut Rumah Mendikbud Nadiem Makarim, Tempat Favorit saat WFH di Masa Pandemi Covid-19
Mendikbud Nadiem Makarim pun membagikan potret sudut rumahnya yang menjadi tempat ia bekerja selama WFH.
TRIBUN-TIMUR.COM- Di masa pandemi Covid-19 membuat sejumlah perkantoran memberlakukan Work From Home (WFH).
Hal tersebut dilakukan untuk menekan penyebaran Virus Corona atau Covid-19.
Kebijakan WFH juga dilakukan di lingkup Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), tak terkecuali Mendikbud Nadiem Makarim.
Mendikbud Nadiem Makarim pun membagikan potret sudut rumahnya yang menjadi tempat ia bekerja selama WFH.
Dalam foto tersebut, Nadiem tampak memakai pakaian batik dan duduk di depan layar komputer
Menurut Nadiem, bekerja dari rumah membutuhkan kemampuan untuk mengatur waktu. Pasalnya, banyak agenda yang harus dilakukan di waktu yang bersamaan secara virtual.
"Bekerja dari rumah mengharuskan kita pandai mengatur waktu karena banyaknya agenda dilakukan hampir bersamaan secara daring. Di sudut ruangan inilah saya menjalani rapat dari satu link ke link yang lain selama bekerja dari rumah,"tulis Nadiem.
Beberapa waktu lalu, Nadiem Makarim juga mengaku selama WFH, ia turut mendampingi anak-anaknya belajar daring.
Diketahui Nadiem Makarim dan Istri Franka Franklin memiliki tiga anak.
"Umur tiga dan dua sebenarnya sudah ada kelas onlinenya. Tapi, sangat sulit untuk semuda itu melakukan online. Jadinya ya beban mengajar mereka ada di saya dan istri saya,"kata Nadiem.
Saat mengajar anak-anaknya, Nadiem rupanya menekankan pentingnya literasi.
"Saya paling tidak sehari itu dua tiga buku saya bacakan ke dia. Lalu kita main game-game. Jadi kurikulum saya ini dari buku-buku,"jelas Nadiem.
Sejak pandemi Covid-19, Nadiem Makarim mengakui kegiatan sehari-harinya dipenuhi berbagai aktivitas sebagai menteri ditambah menemani anak-anaknya belajar.
"Bayangin saya full time menteri, tapi karena work from home, juga full time ayah,"ujar Nadiem.
Ia pun merasakan penuh beban pembelajaran jarak jauh bagi orangtua.
4 Tips Sukses Work From Home Sambil Mengurus Anak di Rumah
Pandemi virus corona telah ‘memaksa’ semua orang untuk #dirumahaja. Sekolah di berbagai negara tutup sementara dan para pekerja diminta bekerja dari rumah pada saat yang bersamaan.
Ketika jam kerja dan jam sekolah di rumah ada di waktu yang sama, orangtua cenderung sulit fokus menyelesaikan pekerjaan, karena harus mendampingi anak belajar, terutama anak-anak yang berusia lebih kecil.
Jika kamu mengalaminya, tenang kamu tidak sendirian.
Lalu, apa yang harus dilakukan orangtua, agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan baik, anak-anak bisa belajar dengan lancar, sekaligus menjaga anak-anak dan anggota keluarga lain tetap sehat?
Berikut empat langkah yang bisa kamu lakukan agar semua berjalan baik dan kamu tak kehilangan akal sehat dikutip dari Kompas.com:
1. Berikan pemahaman dan empati
Elana Benatar, seorang terapis anak di Lotus Point Wellness di wilayah Washington DC mengatakan, bekerja dari rumah bersama anak-anak kita untuk jangka waktu yang tidak diketahui adalah wilayah yang belum dipetakan untuk keluarga.
“Penting untuk berbicara dengan anak-anak tentang apa yang terjadi, pada tingkat usia yang sesuai,” katanya.
Beberapa anak mungkin tidak mengerti apa yang sedang terjadi hingga ia tak bisa pergi ke sekolah dan melihat kamu membatasi mereka dengan cara yang tampaknya tidak masuk akal.
"Jelaskan kepada mereka bahwa kita semua berusaha menjaga orang-orang di sekitar kita," kata Benatar.
Kamu bisa jelaskan soal social distancing menggunakan cerita film, misalnya Elsa dan Anna dari film Frozen.
Dalam film ini, Elsa harus menjauh dari saudara perempuannya untuk menjaga saudara perempuannya tetap aman. Cerita dalam film umumnya lebih mudah diterima oleh anak-anak.
2. Buat jadwal rutin dan terapkan
Katie Stone Perez, manajer program Xbox di Redmond, Washington berbagi cerita bagaimana dirinya harus bekerja dari rumah bersama dua orang anak, Emma (8) dan Elizabeth (10) sejak dua Maret lalu.
Sebagian orangtua sibuk mencari daftar aktivitas online yang berkaitan dengan pelajaran sekolah tanpa menghiraukan biayanya, sementara itu beberapa orangtua lainnya menghapus pembatasan pemakaian gawai.
Sedangkan Perez mengaku berusaha menyeimbangkan keduanya.
Meski demikian, menurut Perez, teknologi di pagi hari cenderung menimbulkan masalah.
“Jika aku membiarkan anak-anak bersentuhan dengan elektronik sebagai aktivitas pertama mereka di pagi hari, maka mereka akan jadi sangat menyebalkan, karena mereka akan bertengkar sepanjang hari.”
Sebagai gantinya, Perez membuat dua jadwal yang harus dipatuhi setiap harinya, pertama jadwal merawat diri mulai dari bangun tidur, mandi, sarapan, tidur siang, bermain di halaman, dan sebagainya.
Kedua adalah jadwal bekerja, di mana di dalamnya termasuk mengerjakan tugas sekolah, membaca buku, atau menonton tayangan dokumenter yang menambah pengetahuan. Atur waktu khusus belajar.
Pada anak yang lebih besar, ini berarti waktu untuk menyelesaikan tugas sekolah. Sedangkan, pada anak yang belum sekolah, kamu bisa menyediakan sesuatu yang menarik untuk dikerjakan anak, seperti lembar mewarnai atau origami untuk berkreasi. Dengan demikian, kamu juga punya waktu untuk menyelesaikan pekerjaanmu
“Di sore hari aku mengizinkan mereka bersosialisai dengan teman-temannya secara virtual,” kata Perez.
Selain itu menurut Perez, masa isolasi ini menambah banyak daftar keahlian anak-anak. Salah satunya mencuci piring.
“Ini benar-benar nyata. Jika selama masa belajar di rumah membuat mereka semakin mandiri, tentu ini hal yang luar biasa,” ujar Perez. Baca juga: Work From Home Jangan Kerja Sambil Rebahan
3. Berbagi tugas
Maira Wenzel dan suaminya sama-sama bekerja untuk Microsoft dan telah menjalani work from home selama dua minggu. Mereka menyadari bahwa mereka bisa bekerja bersama di dalam satu ruangan , tetapi tidak saat keduanya menerima panggilan.
“Kami membuat ruang kantor kecil di rumah, tetapi itu di tengah ruang main anak,” kata Wenzel.
Muncul dalam video calls dikelilingi mainan memang bisa dimaklumi rekan kerjanya dalam situasi tersebut.
Apalagi, kedua anaknya, baik yang masih duduk di TK dan yang sudah kelas 3 SD juga sedang menjalani kegiatan belajar di rumah.
Agar komunikasi dengan rekan kerja berjalan baik, maka Wenzel membuat kesepakatan dengan sang suami untuk berbagi tugas sesuai kalender kerja mereka.
Di hari pertama anak-anak belajar di rumah, Wenzel membuatnya seakan itu hari libur, dengan membiarkan anak-anak bermain video games dan bersantai sebelum mereka memulai rutinitas.
Tetapi, ia harus bertanggung jawan membuat anak-anak yang sedang berteriak, menjadi tenang dan terdiam ketika suaminya dalam panggilan konferensi.
“Sebenarnya hal seperti ini bisa terjadi pada siapa saja,” katanya.
4. Harapan yang realistis
Nicole Coomber, seorang profesor manajemen dan organisasi di Robert H. Smith School of Business di Universitas Maryland mengatakan, tidak ada keuntungan profesional dengan berpura-pura bahwa semuanya normal.
Kecemasanmu akan berkurang dan kamu bisa mengelola harapan orang- orang dengan lebih baik, jika kamu terbuka pada rekan kerja tentang apa yang terjadi.
"Kami tahu, ketika tim memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dan perasaan aman, mereka akan tampil lebih baik," katanya.
"Tapi ketika kamu terbuka dengan rekan kerja, itu membantu mereka memahami bahwa mereka juga bisa jujur."
Nicole mempraktikkan ini pada Jumat lalu, ketika dia membawa keempat putranya, usia 4 hingga 9 tahun, pergi hiking, meskipun dia memiliki jadwal panggilan konferensi saat itu.
Dengan lebih dari 50 peserta panggilan konferensi yang hadir, dia menjadi model nyata bagi orang lain dengan mengakui bahwa dia sedang bersama anak-anaknya di luar ruangan.
Demikian pula, jujurlah dengan diri sendiri bahwa kita bukanlah sosok sempurna bagi anak- anak di rumah, kata Nicole.
"Guru anak-anak kita adalah seorang profesional," katanya.
"Aku tidak bisa menjadi guru sekolah dasar dalam semalam. Itu tidak realistis bagi kebanyakan dari kita dan semua orang perlu bersyukur lebih banyak, baik di tempat kerja dan di rumah," pungkas Nicole.
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Tips Sukses Work From Home Sambil Mengurus Anak di Rumah"