Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Beda Presiden Perancis Macron, Pemerintah Belgia Pecat Guru Tunjukkan Kartun Nabi Muhammad SAW

Beda dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron, pemerintah Belgia pecat guru yang tunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW.

Editor: Rasni
AFP / Ahmad Al-Rubeya
Demonstrak Irak membawa poster menentang presiden Prancis di dean kedutaan di Baghdad, 26 Oktober 2020 

TRIBUN-TIMUR.COM - Beda dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron, pemerintah Belgia pecat guru yang tunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW.

 

Masyarakat membandingkan jika di Prancis Emmanuel membenarkan tindakan guru yang menunjukkan gambar kartun Nabi dan mengutuk pembunuhnya dan mengaitkan dengan sentimen agama tertentu.

Padahal, tindakan penghinaan terhadap Nabi (apa pun agamanya), dinilai oleh sejumlah tokoh, bisa memicu kemarahan para pengikut Nabi tersebut. 

Sayangnya, tidak berlaku di Belgia. Meski sama-sama di negara Eropa, pemerintah Belgia nyatanya lebih bijaksana.

Baca juga: Viral, Pernikahan Kembar Tiga Terjadi di Desa Bonto Lojong Bantaeng

Baca juga: Izin Nikah ke Ayah Kandung, Gadis 17 Tahun Ini Malah Jadi Pelampiasan Nafsu Bejat 6 Kali, Kronologi

Baca juga: Fakta-fakta Turki Diguncang Gempa Bumi Magnitudo 7, Sempat Terjadi Tsunami, Keadaan Terkini

Belgia, meski sama dengan Perancis sebagai negara Eropa, pemerintahnya bertindak lebih bijaksana.

Berita terkini Warta Kota bersumber dari dailymail.co.uk menyebutkan, guru di salah satu distrik di Belgia ditegur lantaran menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW yang dimuat di majalah Charlie Hebdo.

Guru itu kemudian mendapat sanksi tegas berupa pemberhentian atau dipecat.

 

tribunnews
Presiden Perancis Emmanuel Macron dan istri, Brigitte Trogneux, yang lebih tua 25 tahun. (the telegraph)

Guru Belgia Dapat Sanksi

Dailymail memberitakan, sebuah distrik Brussel telah menangguhkan seorang guru yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad.

Guru tersebut menunjukkan karikatur itu saat membahas pembunuhan seorang guru Prancis yang menggunakan gambar yang sama, kata juru bicaranya, Jumat.

Guru Belgia, yang bekerja di distrik Molenbeek di Brussels, menunjukkan salah satu kartun yang sebelumnya diterbitkan oleh majalah Perancis Charlie Hebdo saat menjelaskan kematian Samuel Paty.

Pejabat setempat menyebut karikatur Charlie Hebdo tersebut sebagai gambar yang tak sopan atau tidak senonoh.

 

"Keputusan kami secara unik didasarkan pada fakta bahwa ini adalah gambar yang tidak senonoh. Jika bukan karena Nabi, kami akan melakukan hal yang sama," kata juru bicara Wali Kota Molenbeek.

Pada gambar yang dimaksud, alat kelamin subjek terlihat saat dia berjongkok, telanjang. Murid sekolah itu berusia antara 10 sampai 11 tahun. "Dua atau tiga orang tua mengeluh," kata juru bicara itu.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Sabtu 31 Oktober 2020, BMKG: 16 Provinsi Berpotensi Hujan Petir dan Angin Kencang

Baca juga: KATALOG Promo JSM Alfamart Sabtu 31 Oktober 2020: Kebutuhan Dapur dan Perlengkapan Bayi Lebih Murah

Baca juga: Tak Lolos Seleksi CPNS 2019? Jangan Terlalu Kecewa, Simak Dulu Penjelasan BKN, Mungkin Bisa Membantu

tribunnews
Guru Perancis Samuel Paty yang dibunuh teroris karena menunjukkan gambar karikatur hina Nabi Muhammad SAW kepada para siswanya. (kompas.com)

Guru bahasa Prancis, Paty, dibunuh dan dipenggal pada 16 Oktober di Conflans-Sainte-Honorine, di luar Paris, oleh seorang radikal Chechnya setelah dia dikecam karena telah menunjukkan kartun tersebut ke kelas tentang kebebasan berekspresi.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved