Refleksi Hari Stroke Dunia 2020, dr Achmad Harun Muchsin Ingatkan Hubungan Stroke dan Covid-19
Peringatan Hari Stroke Sedunia menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan stroke dan beban yang disebabkan olehnya terhadap jutaan orang
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUNTIMURWIKI.COM - Hari Stroke Sedunia diperingati pada 29 Oktober setiap tahunnya.
Peringatan Hari Stroke Sedunia menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan stroke dan beban yang disebabkan olehnya terhadap jutaan orang di dunia.
Stroke merupakan penyakit saraf akut akibat gangguan pembuluh darah otak, baik itu sumbatan maupun perdarahan.
Gejalanya berupa tiba-tiba mengalami lemah di salah satu sisi anggota gerak, senyuman tidak simetris, cadel atau bisu mendadak, kebas satu sisi tubuh, nyeri kepala yang sangat berat, pandangan ganda ataupun buta tiba-tiba, dan atau nyeri kepala yang sangat berat.
dr.Achmad Harun Muchsin,SpN mengatakan penyakit stroke biasanya sering diderita oleh pasien yang memiliki penyakit metabolik seperti obesitas, Diabetes Mellitus (DM), tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan pembuluh darah, gangguan bekuan darah.
"Selain itu, faktor risiko lain adalah pola hidup tidak sehat, misalnya perokok, hiperkolesterol, jarang berolahraga, bahkan penggunaan obat-obatan terlarang," katanya kepada Tribun Timur, Jumat (30/10/2020).
Ia mengatakan stroke merupakan penyakit paling mematikan kedua dan penyumbang kecacatan terbanyak pertama di dunia.
Sehingga, sangat penting untuk mengetahui gejala-gejalanya, bagaimana menghindarinya, serta penanganan yang bisa dilakukan.
Di masa pandemi covid-19, fokus masalah kesehatan seolah teralihkan hanya kepada penularan virus SARScov-2 ini.
"Seperti yang sering diberitakan bahwa covid-19 merupakan penyakit saluran napas, namun ternyata covid-19 memiliki seribu wajah, bahkan baru-baru ini dilaporkan banyaknya kasus covid-19 yang berhubungan dengan stroke di usia muda," ujarnya.
Seperti yang dilaporkan oleh Miguel Lopez-Gonzales di Universitas Loma Linda, California, USA yang mengemukakan bahwa covid-19 menyebabkan inflamasi di seluruh tubuh sehingga menciptakan plak pada pembuluh darah sehingga dapat menyumbat aliran darah dan berujung kepada stroke.
"Sehingga, angka kejadian stroke dapat bertambah dengan munculnya covid-19 ini. Perlu diketahui bahwa, stroke termasuk komorbid yang memperburuk keadaan pada kasus covid-19,"tambah anggota Perdossi ini.
Lebih lanjut ia mengatakan masalah lain yang muncul pada masyarakat akibat pandemi adalah ketakutan masyarakat membawa keluarganya berobat ke Rumah Sakit.
"Padahal yang paling utama dalam penanganan stroke adalah kecepatan terapi pasien stroke (kurang dari 6 jam). Sehingga pasien yang tidak dibawa ke RS dapat mengalami kecacatan berat atau bahkan meninggal dunia di rumah," katanya.
"Belum lagi hebohnya berita viral di media sosial mengenai penanganan stroke yang sangat menyesatkan yaitu dengan menusuk jari-jari dengan jarum sampai berdarah. Hal ini menjadikan masyarakat menjadikan terapi alternative ketimbang membawa keluarganya ke RS," tambahnya.