SADIS! 25 Tahun Dipenjara, Pria ini Bunuh 48 Napi, Pengakuannya di Pengadilan Sungguh Mengejutkan
SADIS! 25 Tahun Dipenjara, Pria Ini Bunuh 48 Napi, Pengakuannya di Pengadilan Sungguh Mengejutkan
TRIBUN-TIMUR.COM - Seorang tahanan di Brasil, Marcos Paulo da Silva membunuh 48 narapidana selama 25 tahun mendekam di penjara.
Bahkan, ia tidak pernah menyesali perbuatannya tersebut.
Marcos Paulo da Silva masuk penjara pada 1995 atas kasus pencurian. Kala itu, ia masih remaja.
Tidak lama di dalam penjara, ia kembali bermasalah karena memenggal dan memutilasi sesama tahanan di penjara.
Oleh karena itu, ia dikenal sebagai tahanan yang kerap melakukan memenggal dan memutilasi sesama tahanan.
Meski dia belum disidang atas kasus terbarunya, berbagai dakwaan yang menjerat Da Silva saja sudah membuatnya dipenjara selama 217 tahun.
"Saya sama sekali tidak menyesal sudah membunuh orang-orang ini," kata si narapidana kepada hakim, seperti diberitakan The Sun Selasa (27/10/2020).
Da Silva mengatakan, napi yang dipenggal sudah merundung dan mengambil keuntungan dari tahanan lain, serta ada juga pemerkosa dan pencuri.
Dalam salah satu insiden pada 2011, Da Silva dikatakan membunuh lima napi ketika dia dimasukkan ke dalam Penjara Serra Azul, Sao Paulo.
Dia dilaporkan menggunakan alat pemadam kebakaran untuk menjatuhkan kelima napi itu, sebelum memenggal mereka dengan pisau buatannya.
"Saya benar-benar menyukai ini. Mereka masih terlalu sedikit. Saya ingin membunuh lebih banyak lagi," teriak Da Silva sembari melakukan aksinya.
Da Silva, yang dipenjara ketika masih berumur 18 tahun, kini bergabung dengan geng bernama Primeiro Comando da Capital atau PCC.
PCC disebut organisasi kejahatan terbesar yang ada di Brasil, di mana mereka mempunyai 20.000 anggota, dengan 6.000 di antaranya dipenjara.
Dia kemudian meninggalkan geng tersebut, dan kini menjadi pemimpin salah satu kelompok kriminal rival yang menyingkirkan anggota PCC.
Salah satu sipir kepada UOL mengatakan, "hanya tinggal masalah waktu" sebelum Da Silva membunuh narapidana lainnya. Membuat makin sedikit penjara yang mau menerimanya.
Psikolog menyatakan Da Silva tak punya penyakit jiwa.
Tapi, dia disebut punya kelainan pribadi yang membuatnya harus segera mendapat perawatan.
Bermain Bola Pakai Kepala
Kejadian mengerikan terjadi ketika pelaku kerusuhan penjara di Brasil diduga bermain sepak bola menggunakan kepala napi yang dipenggal.
Dalam video yang dipublikasikan Daily Mirror Selasa (30/7/2019), sekitar enam tahanan berkumpul di atap Penjara Altamira dalam kerusuhan yang berlangsung selama lima jam.
Terdapat 57 napi yang tewas, dengan 16 di antaranya dipenggal, dalam kerusuhan yang terjadi sekitar pukul 07.00 waktu setempat tatkala napi sarapan.
Dua geng kriminal yang menjadi rival dituduh sebagai penyebab kerusuhan, dengan salah satu kelompok datang mengunci sel kelompok rival, dan menyulut api.
Otoritas penjara Negara Bagian Para menyatakan dikutip Fox News, yang memicu kebakaran adalah pemimpin kelompok bernama Comando Classe A.
Mereka sengaja membakar blok tempat rival mereka, geng Comando Vermelho, demi mencegah polisi yang dikerahkan memadamkan kericuhan sampai di lokasi.
Dilaporkan dua sipir penjara sempat disandera oleh salah satu kelompok yang bertikai.
Namun, mereka segera dilepaskan. Selain itu, tidak ada staf penjara yang terluka.
"Ini adalah serangan yang sudah disengaja," kata Kepala Penjara Para Jarbas Vasconcelos dalam konferensi pers. Dia menuturkan aksi hanyalah pertikaian antar-geng.
"Tujuannya bukanlah aksi protes maupun pemberontakan terhadap sistem penjara," paparnya. Pihak berwajib masih menentukan siapa dalang serangan itu.
Dilansir AFP, sebanyak 46 anggota geng yang terlibat dalam kerusuhan itu, 16 di antaranya adalah pemimpinnya, dipindahkan ke penjara federal atau fasilitas hukuman lain.
Brasil merupakan negara dengan populasi napi terbesar di dunia. Yakni berjumlah 704.000. Namun, kapasitas penjara hanyalah 416.000, atau mungkin kurang.
Kondisi itu membuat sel menjadi penuh sesak, kondisinya tak manusiawi, dan terus menciptakan kerusuhan. Pada Mei misalnya. 55 orang tewas di Negara Bagian Amazonas.
Sebanyak 15 tahanan di antaranya ditemukan di satu bagian penjara. Kebanyakan dari mereka dicekik atau ditusuk menggunakan sikat gigi yang dipertajam.
Kemudian 40 jenazah ditemukan di bagian lain lembaga pemasyarakatan itu keesokan harinya di mana para korban dilaporkan tewas akibat sesak napas.
Kemudian pada Januari 2017, sebanyak 150 napi terbunuh dalam tiga pekan kerusuhan di beberapa penjara setelah anggota dari dua kartel narkoba besar Brasil bertikai.
Fakta itu ditambah dengan jumlah sipir yang tidak sebanding dengan para napi. Serta ada petugas penjara yang disebut menjalani kesepakatan bisnis dengan tahanan.
Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul Selama 25 Tahun Dipenjara, Tahanan Ini Sudah Bunuh 48 Narapidana dan Pelaku Kerusuhan Penjara Brasil Diduga Bermain Sepak Bola Pakai Kepala Napi yang Dipenggal