Prioritas Mendikbud Nadiem Makarim di 2021, Digitalisasi Sekolah hingga Soal Perubahan Dana BOS
Nadiem Makarim mengatakan proses digitalisasi tersebut berupa pemberian gawai berupa laptop kepada sekolah-sekolah.
TRIBUN-TIMUR.COM-Sejumlah program terkait pendidikan di Indonesia dipaparkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.
Nadiem Makarim mengatakan tahun depan pihaknya akan fokus pada program digitalisasi sekolah.
Nadiem mengatakan proses digitalisasi tersebut berupa pemberian gawai berupa laptop kepada sekolah-sekolah.
Selain untuk PJJ, pengadaan laptop ini diharapkan dapat membantu kebutuhan pendidikan lainnya.
"Persiapan semua sekolah mempunyai gawai yaitu laptop. Laptop untuk bisa mengerjakan baik PJJ, maupun digitalisasi sekolah untuk mendapatkan pelatihan yang terbaik, kurikulum online dan lain-lain," ujar Nadiem.
Mantan CEO Gojek ini mengatakan pihaknya sedang mencari formulasi untuk menjalankan pendidikan di masa pandemi covid-19.
Menurutnya, dibutuhkan adaptasi yang berkesinambungan untuk menjalankan pendidikan di masa pandemi covid-19. Meski belum dapat diprediksi, waktu pandemi covid-19 ini akan berakhir.
"Kita harus antisipasi bahwa masih akan berlanjut. Jadi kita harus mengantisipasi hal-hal, jangan mengira bahwa tiba-tiba aja akan hilang. Kita doakan pandemi akan berlalu, tapi kami harus siap. Itu adalah filsafat kita di di Kemendikbud," ujar Nadiem.
Dana BOS
Selain pemberian bantuan laptop, tahun 2021, Mendikbud juga akan melakukan perubahan perhitungan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Nadiem menyebut mulai tahun 2021 perhitungan dana BOS tidak lagi berdasarkan jumlah siswa.
"Di tahun 2021 ini kabar baru yang luar biasa. Kolaborasi antara Kemendikbud dan Kemenkeu, untuk pertama kalinya dana BOS itu perhitungannya bukan hanya berdasarkan jumlah siswa," ujar Nadiem.
Pada tahun ini, pemberian dana BOS akan diberikan secara proporsional untuk tujuan pemerataan peningkatan kualitas sekolah di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T).
Nadiem mengungkapkan saat ini banyak sekolah di daerah 3T yang mendapatkan dana BOS dalam jumlah kecil, karena jumlah siswanya yang sedikit.
Padahal kebutuhan biaya sekolah di daerah 3T lebih tinggi.