Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Recep Tayyip Erdogan

Prancis Tarik Duta Besar, Recep Tayyip Erdogan Sebut Presiden Emmanuel Macron Perlu Perawatan Mental

Presiden Turki Erdogan Sebut Presiden Prancis Emmanuel Macron Memerlukan Perawatan Mental

Editor: Arif Fuddin Usman
sputniknews.com
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (kiri) dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron saat bertemu pada beberapa tahun lalu. Kini Erdogan menyerang dengan kalimat pedas Macron 

TRIBUN-TIMUR.COM - Prancis Tarik Duta Besarnya setelah, Recep Tayyip Erdogan Sebut Presiden Emmanuel Macron Perlu Perawatan Mental

Prancis memanggil duta besarnya di Turki, untuk dimintai konsultasi setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengeluarkan komentar keras.

Baca juga: Presiden Prancis Emmanuel Macron Ngomong Apa? Sampai Negara-negara Arab Mulai Boikot Produk Perancis

Baca juga: Potret Kemarahan Dunia Islam Setelah Macron Presiden Prancis Dukung Penghinaan Nabi Muhammad SAW

Recep Tayyip Erdogan membuat pernyataan terhadap Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Presiden Erdogan mengatakan bahwa Presiden Emmanuel Macron membutuhkan perawatan kesehatan mental.

Erdogan juga membuat komentar lain, yang oleh pemerintah Prancis digambarkan sebagai hal yang sangat kasar.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (Turkish Presidency via AP, Pool)

"Macron membutuhkan perawatan kesehatan mental. Apa lagi yang bisa dikatakan kepada seorang kepala negara yang tidak memahami kebebasan berkeyakinan

"Dan yang berperilaku seperti itu kepada jutaan orang yang tinggal di negaranya yang merupakan anggota dari agama yang berbeda? Pertama-tama, pemeriksaan mental itu (perlu)," tegas Erdogan.

Erdogan mempertanyakan kondisi mental presiden Prancis sebagai bagian kritik atas sikap Macron terhadap Islam dan Muslim.

Baca juga: 40 Kumpulan Ucapan Cinta Inggris Arab Turki,Belum Terlambat Momen 14 Oktober National I Love You Day

Baca juga: Nonton di TV Online 3 LINK Live Streaming Liga Champions Monchengladbach vs Real Madrid - Live SCTV

Pernyataannya di kongres partai lokal merupakan tanggapan nyata atas pernyataan yang dibuat Macron bulan ini.

Terutama tentang masalah yang diciptakan oleh Muslim radikal di Prancis yang oleh pemimpin Prancis disebut "separatisme Islamis."

"Apa masalah orang bernama Macron ini dengan Islam dan Muslim?"

Racep Tayyip Erdogan pertama kali dilantik sebagai Presiden Turki pada 28 Agustus 2014 lalu
Racep Tayyip Erdogan pertama kali dilantik sebagai Presiden Turki pada 28 Agustus 2014 lalu (Istimewa)

Erdogan bertanya secara retoris selama pertemuan partai Keadilan dan Pembangunan di kota Kayseri, Anatolia tengah, Turki.

Kepresidenan Prancis bereaksi beberapa jam kemudian dengan pernyataan yang mengatakan, "Kelebihan dan kekasaran bukanlah metode" dan "Kami tidak menerima penghinaan."

Menggunakan bahasa yang sangat kuat, kepresidenan Prancis berkata, "Kami menuntut Erdogan untuk mengubah kebijakannya, yang berbahaya dalam semua aspek."

Hubungan Turki dan Uni Eropa Menjadi Panas

Ketegangan antara Uni Eropa dan Turki semakin memanas setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mempertanyakan kondisi kesehatan mental Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Beberapa pejabat Uni Eropa mengkritik komentar keras Erdogan yang ditujukan kepada Macron.

Komisi Eropa mengatakan bahwa pemimpin Turki harus mengubah pendekatannya, jika dia tidak ingin menggagalkan upaya Uni Eropa untuk memperbarui dialog dengan Turki, Senin (26/10/2020).

Erdogan mengatakan pada hari Sabtu bahwa Macron perlu memeriksa kondisi kepalanya.

Dia membuat komentar tersebut selama kongres partai lokal, sebagai tanggapan atas pernyataan yang dibuat Macron tentang pembunuhan seorang guru di Prancis oleh seorang muslim.

Erdogan juga mencela Presiden Prancis karena memaafkan pembuat karikatur Nabi Muhammad

Pembunuhan guru Prancis ini disebut Macron sebagai disebut separatisme Islamis.

Situasi semakin panas ketika Prancis mengumumkan bahwa mereka menarik duta besarnya di Turki untuk melakukan konsultasi, Sabtu (27/10/2020).

Kantor kepresidenan Prancis juga mencatat bahwa Turki telah menyerukan boikot produk Prancis.

Langkah tersebut dapat menambah permasalahan ekonomi dan pergolakan diplomatik yang semakin dalam.

Erdogan, yang mengatakan pemimpin Prancis telah "tersesat," melanjutkan dengan nada ofensif ketika ia meminta negara-negara Muslim untuk datang dan membantu umat Islam di Prancis.

Dalam pidatonya di sebuah upacara yang menandai peringatan kelahiran nabi, pemimpin Turki itu menuduh para pemimpin Eropa melakukan kebijakan anti-Islam.

“Anda adalah fasis dalam arti sebenarnya. Anda benar-benar merupakan penghubung dalam rantai Nazi, ”kata Erdogan mengacu pada para pemimpin Eropa.

Perselisihan ini terjadi ketika ketegangan antara Prancis dan Turki meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena masalah-masalah yang mencakup pertempuran di Suriah, Libya dan Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah di Azerbaijan yang dikendalikan oleh separatis etnis Armenia.

Dalam pesan yang diposting di Twitter hari Minggu, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, mengecam komentar Erdogan.

Dia menyebut komentar Erdogan sebagai tindakan yang tidak dapat diterima dan mendesak Turki untuk menghentikan konfrontasi yang berbahaya ini.

Presiden Dewan Eropa Charles Michel juga menyalahkan Turki karena melakukan provokasi, tindakan sepihak di Mediterania, dan sekarang melakukan penghinaan kepada Presiden Prancis.

Pada pertemuan puncak awal bulan ini, negara-negara anggota Uni Eropa setuju untuk meninjau perilaku Turki pada bulan Desember mendatang.

Mereka mengancam akan menjatuhkan sanksi jika "provokasi" Erdogan tidak berhenti, kata sebuah pernyataan dewan seperti dilansir dari the Associated Press.

Juru bicara Uni Eropa Peter Stano mengatakan pada hari Senin bahwa Uni Eropa akan mendiskusikan tindakan yang akan mereka lakukan kepada Turki.

"Kami jelas mengharapkan perubahan dalam tindakan dan deklarasi dari pihak Turki," kata Stano dalam sebuah konferensi pers.

Dia mengatakan akan ada banyak diskusi untuk melihat apakah mereka masih akan menunggu atau mengambil tindakan pada Turki lebih awal. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.TV dengan Judul "Presiden Turki Erdogan Sebut Presiden Prancis Emmanuel Macron Memerlukan Perawatan Mental" dan "Konflik Erdogan dan Macron Turut Membuat Hubungan Turki dan Uni Eropa Menjadi Panas"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved