Tribun Bantaeng
Dirikan Posko Induk, ACT Bantaeng Ajak Warga Salurkan Bantuan ke Korban Bencana Angin Puting Beliung
Angin puting beliung menerjang 13 rumah warga. 4 diantaranya mengalami rusak berat. Sehingga mereka harus mengungsi di rumah keluarga terdekat.
Penulis: Achmad Nasution | Editor: Sudirman
TRIBUNBANTAENG.COM, BANTAENG - Angin puting beliung terjang 13 rumah warga Kampung Ma'lero, Desa Biangloe, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng, Selasa, (27/10/2020).
Angin puting beliung menerjang 13 rumah warga. 4 diantaranya mengalami rusak berat. Sehingga mereka harus mengungsi di rumah keluarga terdekat.
Untuk membantu para korban bencana, organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kabupaten Bantaeng mendirikan posko induk.
"Tujuan adanya Posko adalah selain sebagai tempat pengumpulan bantuan dari para dermawan, juga sebagai dapur darurat untuk melayani warga," kata Salah satu anggota ACT, Jumahir kepada TribunBantaeng.com, Selasa, (27/10/2020).
Mereka sangat membutuhkan bantuan karena seluruh alat memasak tak bisa lagi digunakan akibat terjangan angin.
Olehnya itu, dia mengajak untuk mengulurkan tangan membantu para korban bencana.
Bantuan yang dibutuhkan yakni, makanan, minuman dan pakaian.
"Rumah mereka rusak parah, sehingga malam ini dan sampai tiga hari ke depan kesulitan untuk memasak sendiri karena seluruh perabot rumah dan alat memasak mereka rusak akibat bencana alam ini," ujarnya.
Dinas Sosial Bantaeng dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantaeng sudah meninjau lokasi bencana.
Namun, hingga saat ini bantuan dari pemerintah Kabupaten Bantaeng belum mengirimkan bantuan.
"Sampai saat ini juga belum ada lembaga pemerintah yang mengirimkan bahan makanan atau makanan siap saji. Sehingga kami berharap kepada seluruh dermawan untuk membantu saudara kita yang terkena dampak angin puting beliung," jelasnya.
Diketahui, pantauan TribunBantaeng.com, dari 13 rumah yang rusak, sebanyak 4 rumah mengalami kerusakan parah.
Rumah yang rusak adalah masing-masing milik dari warga yakni, Sabolla (rusak parah), Rasido (rusak parah), Saharing (rusak parah), Sanoddin (rusak parah), Saing, Halima, Santi, Tuha, Bakri, Sano, Haneng, Sangkala, dan Baya.
Akibat bencana itu, 4 rumah yang mengalami kerusakan parah saat ini sudah tak layak lagi untuk di tinggali.
Pasalnya, sebagian besar atap 4 rumah terlepas akibat kencangnya angin yang menerjang.