Bantuan Kuota Tak Efektif hingga Makan Korban, FSGI Beri Nilai 55 untuk Kebijakan PJJ Nadiem Makarim
Kebijakan pembelajaran jarak jauh Nadiem Makarim hanya mendapat nilai 55 dari Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI).
Salah satunya soal jaringan yang sulit sehingga menyebabkan sekitar 30 persen anak saja yang terlayani daring.
Dengan demikian, bantuan kuota internet pun menjadi tak berguna.
"Misalnya di wilayah Banten hanya 30 persen yang bisa mendapat sinyal. 70 persen tidak dan PJJ masih diberlakukan," kata dia.
"Pemetaan tidak ada, di mana daerah butuh penguat sinyal, dibelikan alat daring. Langkah penanganan PJJ telah dilakukan justru tidak didasarkan akan masalah," lanjut dia.
FSGI sendiri menilai delapan poin atas kebijakan-kebijakan Nadiem Makarim selama menjabat sebagai Mendikbud dengan nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) sebesar 75.
Dari delapan poin yang dinilai, sebagian besar nilai yang didapat Nadiem di bawah rata-rata KKM yang ditetapkan FSGI sehingga ia pun mendapat rapor merah dari organisasi tersebut.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "FSGI Ungkap Alasan Beri Nilai 55 untuk Program PJJ Nadiem Makarim"