Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jokowi Resmikan Pabrik Gula JBM Bombana, Amran Sulaiman dan SYL Turut Hadir

Presiden Joko Widodo lawatan di Sulawesi Tenggara dalam rangka meresmikan pabrik gula milik swasta, PT Johnlin Batu Mandiri.

Penulis: Saldy Irawan | Editor: Hasriyani Latif
ist
Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik gula milik swasta, PT Johnlin Batu Mandiri di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Presiden Joko Widodo lawatan di Sulawesi Tenggara dalam rangka meresmikan pabrik gula milik swasta, PT Johnlin Batu Mandiri di Kabupaten Bombana.

Dalam kunjungan itu, Presiden Jokowi meninjau lokasi panen tebu sekaligus meresmikan pabrik gula di kabupaten tersebut yang merupakan salah satu pabrik gula dengan jumlah produksi terbesar di Indonesia.

Presiden disambut Andi Amran Sulaiman, mantan menteri pertanian di era pertama pemerintahan Jokowi.

Sejumlah menteri juga hadir mengawal Presiden Jokowi, salah satunya Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo.

PT JBM Bombana, Sulawesi Tenggara merupakan pabrik gula canggih pertama milik pribumi, pabrik gula ini memiliki teknologi canggih dengan produksi sangat besar, yakni 12.000 TCD.

“Iya betul, ini menjadi salah satu kebanggaan karena kami merupakan pabrik gula pertama milik asli pribumi dengan kapasitas 12.000 TCD,” ujar Arief, direktur utama PT JBM.

Saat ini pabrik gula ini sudah menggunakan teknologi canggih yang didukung outomatisasi sehingga mampu menghasilkan produk dengan Incumsa di bawah 100 UI dan total Losis di bawah 1.8 pol gula.

“Dengan kapasitas produksi sebesar itu, kami berkomitmen akan bisa memenuhi kouta gula Indonesia bagian timur dengan harga di bawah HET sehingga masyarakat mampu menikmati harga gula yang wajar," ujarnya via rilis yang diterima tribun-timur.com.

Menurut Arief, keberadaan JBM juga mampu mengangkat harkat dan kesejahteraan warga serta menciptakan lapangan kerja di tengah ancaman resesi ekonomi dan banyaknya PHK.

“Di tengah ancaman resesi ekonomi dan banyaknya PHK, JBM justru mampu terus memberi sumbangsih bagi ekonomi Indonesia dan mampu mempekerjakan warga lokal," pungkasnya.

Sekadar diketahui, Jokowi sebelumnya telah mencanangkan perlunya swasembada pangan, baik itu gula, beras dan lain-lain.

Karena itu, di era kepemimpinan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman telah dikeluarkan kebijakan untuk mengoptimalkan produksi gula dengan membangun 10 pabrik gula. Salah satunya adalah pabrik gula JBM Bombana ini.

Pabrik gula lain yakni PT Laju Perdana Indah, PT Sukses Mantap Sejahtera, PT Gendhis Multi Manis, PT Kebun Tebu Mas, PT Industri Gula Glenmore, PT Adhi Karya Gemilang dan PT Rejoso Manis Indo.

PT Pratama Nusantara Sakti dan PT Jhonlin Batu Mandiri serta untuk PT Muria Sumba Manis akan mulai beroperasi pada Desember 2020.

Sementara itu, Presiden Jokowi menyebut bahwa investasi untuk membuka kebun tebu dan pabrik gula terintegrasi tersebut merupakan sebuah keberanian yang patut diapresiasi.

"Ini adalah sebuah keberanian. Keberanian membuka sebuah investasi dan usaha di tempat ini. Ini yang harus kita apresiasi dan hargai. Dimulai tiga tahun lalu dan sekarang selesai dan sudah berproduksi," ujarnya saat memberi sambutan peresmian.

Selain keberanian tersebut, satu hal yang perlu digarisbawahi ialah bahwa investasi tersebut nyatanya mampu menyerap ribuan tenaga kerja lokal. Dalam operasinya, kebun dan pabrik itu dapat menyerap maksimal 15.000 tenaga kerja.

"Membuka industri, membuka pabrik gula, dan yang paling penting membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Ini poin yang paling penting yang ingin saya garis bawahi," tuturnya.

"Di kala situasi ekonomi seperti ini semua pengusaha pasti wait and see, berpikir untuk berinvestasi dan membuka usaha baru. Keputusan ini patut kita hargai," lanjutnya.

Jokowi juga menjelaskan bahwa saat ini kebutuhan komoditas gula di Indonesia mencapai 5,8 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, baru sebanyak 2,1 juta ton yang mampu diproduksi di dalam negeri. Sedangkan sisanya, masih harus mengandalkan impor.

"Sehingga pendirian pabrik gula di Bombana ini sekali lagi patut kita hargai karena nanti mengurangi impor. Artinya bisa memperbanyak devisa negara dan memperkuat neraca transaksi berjalan kita," katanya.(*)

Laporan Wartawan Tribun Timur, Saldy

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved